Berita:Sekilas Mengulas Sejarah Bangsa Saat Apel Senin

Siaran Pers

Fathur Rahman: Perkuat Pemahaman Agama, Percaya pada Allah


Tana Paser - “Kita bersyukur Allah melindungi kita sehingga kita dapat kesempatan menganut agama dan keyakinan. Maka perkuat pemahaman agama dan percaya pada Allah,” ungkap syukur Sekretaris Daerah Kabupaten Paser Aji Sayid Fathur Rahman saat apel rutin digelar setiap hari, yang kali ini Senin (2/10) mengulas sejarah bangsa terkait peringatan Kesaktian Pancasila.
            Fathur mengajak menoleh pada 52 tahun yang lalu saat terjadi peristiwa kelam sejarah Bangsa Indonesia. Pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau disingkat G 30S/PKI atau Gestapu. Menurutnya seumpama peristiwa 52 tahun yang lalu tidak seperti yang terjadi atau berada pada posisi terkalahkan maka apakah sekarang bisa menjadi ASN dan bukan ASN komunis. “Jika G30S/PKI sukses, maka kita tidak tahu apa jadinya sekarang. Komunis di Eropa, yaitu kaum borjuis atau pemilik modal dilindungi oleh agama, sementara proletar atau kaum buruh merupakan kaum tertindas. Paham Komunis adalah sebuah ideologi, digagas oleh Karl Marx, yang menyatakan bahwa agama adalah racun, sehingga komunisme intinya adalah gerakan anti Tuhan atau Atheis”, terangnya.
        Lebih lanjut Fathur mengatakan bahwa Partai Komunis sudah dilarang namun pemikiran-pemikiran Marxisme masih berkembang. “Partainya tidak mungkin bangkit, tapi pemikiran-pemikiran komunis dan Karl Marx masih bisa berkembang. Di media sosial ada simbol palu arit menandakan bahwa pengusung komunis masih ada. Kemudian di Indonesia masih ada partai kiri yang berorientasi ke sosialisme, seperti dulu ada salah satu, namun sudah bubar” ungkapnya, yang menyebutkan salah satu nama partai dimaksud.
        Dia melanjutkan bahwa merupakan skenario Allah kalau Mayjen Suharto tidak diperhitungkan untuk dibunuh. Beliau mengambil alih kepemimpinan Angkatan Darat dari Jenderal Ahmad Yani, karena tidak ada lagi yang lain. Saya berharap kita waspada dan hati-hati karena salah satu cara komunis adalah propaganda dan memutarbalikkan fakta”, ujarnya. (hum-difit)


Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 0.1816 detik dengan memori 0.95MB.