TANA PASER – Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai televisi nasional memiliki peranan penting dalam menginformasikan pembangunan dan berbagai potensi daerah di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur. Dalam rangka menggali informasi dan membuat liputan komoditas unggulan daerah, TVRI Kaltim menyambangi Paser (10/10).
Tim peliput TVRI Kaltim yang terdiri dari tiga orang tersebut melakukan peliputan selama dua hari, terhitung mulai tanggal 10 – 11 Oktober. Menurut Dwi ketua tim yang juga reporter TVRI Kaltim, adapun keperluan shooting ini dalam rangka membuat liputan khusus terkait komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Paser. Dipilihnya Kabupaten Paser tentunya berdampak positif dengan semakin dikenalnya komoditas unggulan Kabupaten Paser di seluruh Indonesia.
“Rencananya tayang di TVRI Nasioanal tanggal 19 Oktober pada program Semangat Pagi Indonesia mulai pukul 08:00 WITA,” jelas Dwi.
Satu-satunya wanita dalam tim peliput tersebut menambahkan pada program Semangat Pagi Indonesia terdapat segmen yang menginformasikan berbagai potensi daerah di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Dan dibulan Oktober ini TVRI Kaltim mendapatkan jadwal untuk menayangkan potensi daerah di Kalimantan Timur pada segmen tersebut.
“Kita akan liput empat profil komoditas unggulan di Paser, untuk total durasinya sekitar 25 menit tetapi belum tentu ditayangkan semua karena akan diseleksi lagi oleh tim TVRI pusat,” ungkapnya.
Dihari pertama tim TVRI Kaltim bersama tim dari Humas Paser mengunjungi dan meliput kelompok kerajinan tangan Paser 8 yang terdapat di Desa Tepian Batang. Kelompok Paser 8 yang diketuai Ibu Linda ini berfokus pada pembuatan kerajinan tangan dari purun. Purun sendiri merupakan jenis tumbuhan rumput yang hidup liar di dekat air atau rawa dan memang banyak tumbuh di daerah Desa Tepian Batang.
“Purun yang sudah dijemur hingga kering, kami olah menjadi berbagai kerajinan seperti topi caping, tikar, sandal, dompet, tas, tempat tisu dan anjat,” jelas Linda, wanita kelahiran Cimahi namun telah lama menetap di Paser ini.
Linda menambahkan selama ini Paser 8 memasarkan hasil kerajinannya melalui media sosial dan pameran-pameran yang mereka ikuti, tidak hanya pameran di Samarinda tapi hingga Jakarta.
Selain itu kelompok Paser 8 yang beranggotakan ibu-ibu yang tinggal disekitar desa Tepian Batang ini juga mempraktekkan pembuatan makanan khas Paser yaitu Ponta. Ponta merupakan olahan makanan yang dibuat dari padi ketan yang masih muda dan disangrai kemudian ditumbuk dengan menggunakan lesung. Biasanya ditambahkan dengan gula merah dan parutan kelapa muda.
Dihari kedua tim TVRI Kaltim yang didampingi tim dari Humas meliput kegiatan pengolahan sagu yang ada di Desa Tanah Periuk dan dilanjutkan dengan meliput pembuatan gula aren di Desa Bekoso. (hum-anc)