Biuku merupakan satu di antara 29 spesies kura-kura air tawar di Indonesia. Habitat mereka nyaris punah karena diburu dan ada nya predator.
Habitat Biuku atau Tutong di Kabupaten Paser menyebar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kandilo, Desa Damit Kecamatan Pasir Belengkong karena di kawasan sungai tersebut berpasir.
Aktivitas mereka lebih sering di air, dan hanya sesekali muncul ke daratan untuk berjemur atau bertelur. Maraknya perdagangan telur dan konsumsi daging Biuku merupakan tantangan besar dalam program konservasi satwa langka tersebut.
Namun, dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama konservasi, hingga saat ini ratusan Biuku atau penyu air tawar selalu di lepas masyarakat Desa Damit Kecamatan Pasir Belengkong.
Hewan yang bernama latin Batagur baska atau Batagur affinis ini, di desa Damit populasi Biuku seperti disampaikan masyarakat Damit menurun akibat maraknya budaya mengonsumsi telur dan di samping kematian yang disebabkan oleh perburuan dan serangan predator.
Meski bukan hewan yang menarik dalam kitaran ekosistem, tapi Biuku mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan habitat sungai diantaranya desa Damit yang kaya potensi pasirnya dan menjadi lokasi inteke PDAM Tirta Kandilo.
Saat ini perkembangan biuku yang masuk dalam jenis kura-kura air payau, anggota suku Geoemydidae semakin kecil akibat berbagai faktor, karenanya warga Desa Damit berinisiatif dengan membentuk sebuah kelompok konservasi yakni Kelompok Masyarakat Paser Pantai Biuku.
Dengan terbentuknya kelompok konservasi ini, mereka melakukan mengambil telur-telur Biuku di pasir kawasan daerah aliran sungai Desa Damit serta menetaskannya di bak-bak penampungan sementara hingga siap untuk dilepaskan kembali ke alam liar.
Salah satu anggota kelompok Suriansyah mengatakan, di Kabupaten Paser khususnya di Desa Damit, kepunahan biuku bukan hanya karena perburuan tapi karena habitatnya terancam.
Populasi dan habitat Biuku menurut Suriansyah semakin tergerus akibat perburuan dan kerusakan lingkungan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat tidak semua telur bisa menetas dan menjadi Biuku dewasa. Apalagi Desa Damit dianggap sebagai benteng terakhir bagi habitat biuku di Kabupaten Paser.
Berdasarkan ulasan berbagai sumber, Biuku atau tuntong selama ini memang termasuk satwa langka dan dilindungi. International Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan menetapkan tuntong sebagai satwa yang sangat terancam punah atau kritis (critically endagered).
Konvensi Internasional Perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam Punah (Cites) memasukkan Tuntong dalam daftar Apendix II. Spesies ini bisa terancam punah apabila terus diperdagangkan tanpa pengaturan yang tegas.
Tuntong juga masuk dalam daftar 55 jenis penyu dan kura-kura paling terancam punah di dunia versi Wildlife Conservation Society dan Turtle Conservation Coalition.
Perlindungan terhadap Tuntong juga tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 57 Tahun 2008. Pemerintah menetapkan Tuntong sebagai satu di antara jenis satwa yang mendapat prioritas nasional untuk dilestarikan. (har-/humas)