Tana Paser – Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Paser Asmuni Samad mengungkapkan kejahatan pada perempuan dan anak marak terjadi pada lingkungan keluarga, untuk itu pengawasan sangat penting dilakukan baik para tetangga atau masyarakat sampai instansi terkait.
"Kekerasan terutama terjadi pada anak, yakni kejahatan komunitas atau tekanan, disusul dengan kejahatan seksual. Sedangkan kejahatan pada perempuan, seperti kekerasan rumah tangga sering terjadi berulang sehingga tak jarang sampai ke ranah hukum," ungkapnya saat membuka Raker Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), di Gedung PKK, Senin (20/3).
Dilanjutkan oleh Asmuni Samad, kasus kekerasan terhadap anak lebih sering terjadi pada sasaran psikologis, yang disebutnya sering menimpa pada anak dari kelompok atau komunitas tertentu sampai menjadi trauma tersendiri.
Asmuni melanjutkan bahwa sudah seharusnya program kerja P2TP2A membawa perubahan bagi kaum perempuan dan anak. “Kan temanya meningkatkan Koordinasi dan Mekanisme Penanganan Kasus Secara Terpadu, jadi kita bisa menaruh harapan yang besar untuk perbaikan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” katanya.
Pada kesempatan itu Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Sopini menjelaskan sebenarnya bantuan dari P2KBP3A kepada korban tergantung dari permasalahan dari korban. "Masalah kejahatan komunitas atau keluarga yang ditimpa, bisa dengan cara mediasi atau jalur hukum," ujar Sopini.
Diakuinya bahwa pihaknya sering menerima kasus kekerasan yang diselesaikan dengan jalan mediasi atau kekeluargaan. "Kami telah banyak menerima laporan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) baik menimpa perempuan sampai anak-anak, dan penyelesaiaan kasus yang kami lakukan lebih melalui mediasi damai,” ungkap Sopini.
Sopini juga mengatakan bahwa dalam 5 tahun ke depan, Dinas P2KBP3A membentuk tim perlindungan di kecamatan dan pelosok desa. (AB07)
Banner
