TANA PASER – Sejumlah warga Paser yang beberapa waktu lalu mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan keterampilan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan kini sudah bisa membuka usaha sendiri di Paser. Pelatihan ini atas kerja sama BBPLK Medan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Paser khususnya UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Paser.
Menurut Kepala UPTD BLK Paser Sumarliani, sebagian besar alumni pelatihan yang dikirim ke BBPLK Medan kini sudah mandiri. “Karena itu kami sangat berterima kasih atas adanya pelatihan untuk warga Paser, ini membantu mereka membuka usaha dan lapangan kerja,” tutur Sumarliani.
Saat Kepala BBPLK Medan M Ali Hapsah melakukan monitoring pasca pelatihan di Tana Paser, Rabu (9/9) malam, ada 4 di antara alumni ini yang sempat hadir. Yaitu Samsiar Sulaiman, Masnia, dan Atminah di jurusan bakery dan Vianda jurusan laundry.
M Ali Hapsah mengatakan bahwa peserta pelatihan di lembaga yang dipimpinnya itu memang membekali peserta dengan kompetensi bina usaha mandiri. “Kedatangan kami ke Paser adalah untuk melihat sejauh mana kemandirian alumni kami. Dan satu hal yang perlu disyukuri adalah bahwa mereka ini mampu keluar dari masa sulit selama pandemi Covid-19 untuk menciptakan usaha,” katanya.
Pada bagian lain, kunjungan dan monitoring BBPLK Medan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Sumarliani untuk menyampaikan kondisi terkini BLK Paser. “Kondisi BLK saat ini sangat terbatas dalam segala hal, seperti sarana dan prasarana untuk praktek. Selain itu instruktur dengan status PNS juga sangat minim,” kata Sumarliani.
Dia menambahkan bahwa dia sudah beberapa kali sampaikan hal ini kepada pemerintah, baik Pemkab, Pemprov maupun pemerintah pusat. Dia mengakui dalam beberapa tahun terakhir memang ada pelatihan di BLK Paser yang dilaksanakan dengan biaya APBD dan APBN.
Menanggapi hal ini M Ali Hapsah mengatakan bahwa anggaran di Pemerintah Pusat untuk pelatihan di BLK cukup banyak. “BLK hanya perlu mempersiapkan dua syarat, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana latihan dan instruktur tetap. Untuk pelatihan otomotif misalnya, bisa beli sepeda motor 3-4 unit,” kata mantan Sekretaris Bappeda Paser ini. (humas)