SDN 009 Long Kali di Desa Perkuwen, alumninya lanjut ke SMP Negeri 4 Long Kali di Muara Lambakan, SMP Negeri 8 Long Kali di Pinang Jatus dan SMP Negeri 8 Long Ikis di Tiwei
TANA PASER – Tiga desa bertetangga di kecamatan Long Ikis dan Long Kali, sepakat mengadukan kondisi sekolah dan meminta bantuan rehab serta pengadaan alat belajar kepada Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi, di sela kunjungan Pemerintah Kabupaten Paser dalam peninjauan jalan, Senin (2/10).
Ketiga desa itu adalah Belimbing di Kecamatan Long Ikis serta Desa Pinang Jatus dan Perkuwen Kecamatan Long Kali. Dari ketiga desa ini, Bupati dan rombongan menyempatkan diri untuk singgah di dua kantor desa yakni Belimbing dan Perkuwen.
Usai istirahat sejenak dan makan siang di kantor desa Belimbing, Bupati didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Murharianto menggelar rapat dengan Kepala Desa dan sejumlah guru SDN 010 Long Ikis. Kepala Desa Belimbing minta rehab SDN 010 Long Ikis yang bangunannya sudah tua. Selain rehab, kepala desa juga minta pembangunan pagar.
Sementara itu di Perkuwen, Kepala Desa Sakransyah meminta meja dan kursi untuk ruang kelas SDN 009 Long Kali. Selain sarana, Sakransyah mengadukan kondisi tenaga pengajar SDN 009 yang hanya diisi oleh satu orang ASN dibantu empat tenaga honor sekolah.
Kedua sekolah ini, SDN 010 Long Ikis dan SDN 009 Long Kali merupakan penyangga SMP Negeri 8 Long Kali, yang letaknya di desa Pinang Jatus. SMP Negeri ini baru dibuka pada tahun ajaran 2016/2017, sehingga pada tahun ini baru dua kali melakukan penerimaan siswa baru. Karena anak-anaknya kebanyakan sekolah di SMP 8 Long Kali, Kepala Desa Perkuwen juga minta perhatian pemerintah yang lebih kepada sekolah baru itu.
Artinya, sebelum kehadiran SMP Negeri 8 yang berada di antara SDN 009 dan SDN 010, para alumni kedua sekolah ini menempuh perjalanan jauh untuk melanjutkan pendidikan, ditambah kondisi jalan yang rusak parah. Anak-anak di Desa Belimbing dan Pinang Jatus harus ke SMP Negeri 8 Long Ikis di Desa Tiwei, sementara anak-anak di desa Perkuwen, ada yang ke Tiwei dan ada juga yang ke SMP Negeri 4 Long Kali di Desa Muara Lambakan dengan jarak tempuh 7 kilometer.
Terkait permintaan ini Murharianto mengatakan bahwa anggaran untuk pembangunan sekolah bersama sarana pembelajaran dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Insentif Daerah (DID), yang keduanya dari APBN. “Untuk pagar sebenarnya bukan prioritas karena saat ini masih ada banyak sekolah yang kekurangan Ruang Kelas Baru dan Rumah Dinas Guru. Itu dulu kita penuhi, baru pagar, gapura atau semenisasi halaman,” tegas Murharianto.
Selain jalan yang rusak, anak-anak sekolah berhadapan dengan kondisi jalan yang kiri kanannya sebagian besar berstatus hutan belantara. Sisanya kebun sawit yang jarang dikunjungi warga. (aks)