Nutu Ponta, Bupati Disambut dengan Penuh Kesederhanaan
Tana Paser - Desa Damit Kecamatan Pasir Belengkong berusaha menimbulkan stigma di masyarakat bahwa menyambut pimpinan atau pejabat pemerintahan tidak harus selalu identik dengan kemeriahan dan kemewahan. Hal ini diperlihatkan Kepala Desa Damit Ali Maulana bersama masyarakat Damit saat pelaksanaan Nutu Ponta dan pelepasan biuku ke Sungai Kandilo, Ahad (19/8).
Dalam kesempatan itu Kepala Desa Damit Ali Maulana mengatakan bahwa kedua acara yang dirangkai jadi satu ini dilaksanakan masyarakatnya dengan persiapan dana yang minim. "Semuanya dari swadaya masyarakat. Tidak ada sepeser pun dari anggaran Desa Damit," jelas Ali yang sebenarnya sudah mengundurkan diri dari jabatannya, karena akan mencalonkan diri pada pemilihan legislatif tahun 2019.
"Bupati adalah pilihan rakyat, jadi beliau pasti mau merakyat dengan kita. Begitu juga dengan ketua DPRD yang merupakan perwakilan dari rakyat. Mereka adalah rakyat, sama seperti kita yang berkumpul di sini," kata Ali, disambut tepuk tangan meriah ratusan warga yang hadir.
Kegiatan ini berlangsung di rumah pertemuan tepi sawah RT. 001 Desa Damit. Bupati Yusriansyah Syarkawi nampak hadir bersama ibu yang juga ketua TP PKK Kabupaten Paser, Mutiarni. Hadir pula Ketua DPRD Kaharuddin dan sejumlah pimpinan Perangkat Daerah.
Sementara itu Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mengenalkan budaya Paser kepada generasi muda. Menurutnya Nutu Ponta semakin jarang dilakukan masyarakat, padahal ini merupakan tradisi Paser yang dilaksanakan para petani padi secara turun temurun.
Usai memberikan sambutan Bupati bersama Ketua DPRD didaulat melakukan nutu ponta, yaitu menumbuk padi secara bergantian dan berirama di dalam lesung kayu. Di lesung lain, Mutiarni memimpin ibu-ibu melakukan hal yang sama.
Usai melakukan nutu ponta, Bupati diikuti hampir seluruh hadirin berjalan kaki menyusuri sawah sekitar 300 meter menuju Daerah Aliran Sungai (DAS) Kandilo untuk melepaskan biuku ke sungai. Terkait kegiatan ini Ali Maulana mengharapkan ke depan Paser akan jadi destinasi wisata biuku, karena itu harus ada regulasi atau payung hukum yang mengatur konservasi biuku. Dari gedung DPRD diperoleh informasi bahwa draf Raperda konservasi biuku yang diajukan Dinas Lingkungan Hidup akan segera masuk pembahasan. (aks)