Tana Paser – Bupati Paser dr. Fahmi Fadli menyambut dan ikut mendampingi Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik dalam kunjungan ke Bendungan Telake Kecamatan Long Kali, Sabtu (18/11/2023). Kunjungan tersebut masuk dalam agenda ke Kabupaten Paser yang akan mendatangi beberapa tempat, dan Bendungan Telake masuk dalam tempat yang dikunjungi.
Dari hasil kunjungan tersebut Bupati Paser dr. Fahmi Fadli mengatakan peninjuan oleh Pj Gubernur ke Bendungan Telake sudah sangat ditunggu oleh masyarakat, “karena selain sebagai pengendali banjir juga sebagai pemenuhan irigasi pertanian masyarakat di sekitar bendungan, dan Kecamatan Long Kali merupakan lumbung pangan yang ada di Kabupaten Paser," kata Bupati Fahmi.
Selain Bendungan Telake, Bupati Fahmi juga membicarakan Bendungan Lambakan dengan Pj Gubernur Akmal. "Semoga dengan dilakukan kunjungan ini, bisa lebih memberikan hal positif untuk kelanjutan pembangunan bendungan," harap Bupati Fahmi.
Lanjut Bupati Paser mengemukakan jika dalam pembangunan bendungan kendala tidak ada karena masyarakat memang menunggu kelanjutan bendungan ini, bahkan sudah dilakukan survey oleh pihak provinsi terkait pembebasan lahannya, tapi karena ada sesuatu dan lain hal kegiatan tersebut dibatalkan.
Sebagai informasi Bendungan Lambakan masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN). Sejak 2021 sudah mulai berjalan, kegiatan ini sudah direncanakan sejak 2011 oleh Balai Wilayah Sungai.
“Jika bisa terealisasi, rencananya akan menjadi sumber bahan baku air bersih. Terlebih lagi PPU tidak memiliki bahan baku air, jadi nanti dari Paser yang akan mensuplai," terang Bupati Fahmi.
Sementara itu Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik mengungkapkan Bendungan Telake dan Bendungan Lambakan merupakan dua proyek yang tertunda, padahal urgensinya sangat penting. Selain mampu menanggulangi banjir juga mampu memenuhi kebutuhan air bersih di dua Kabupaten. Yakni, Paser dan PPU. Terlebih lagi dengan kehadiran IKN di Kalimantan Timur, "tentu nantinya akan mendongkrak aktivitas pertumbuhan penduduk perekonomian di Paser dan PPU terutama berkaitan dengan kebutuhan pangan. Untuk itu perlu bagi masyatakat Kaltim untuk mempersiapkan kebutuhan pangan di IKN," tegas Pj Guberbur Kaltim tersebut.
Sampai saat ini kebutuhan pasokan pangan Kaltim masih bergantung dari luar provinsi. Karena kaltim belum bisa menjadi swasembada pangan, karena kebutuhan air masih minim untuk irigasi pertanian, sejak dulu sudah persiapkan solusi buntuk permaslahan kebutuhan air. Dua bendungan ini mampu memnuhi kebutuhan 21.000 lebih hektar lahan pertanian. Bisa dihitung berapa banyak pangan yang bisa dihasilkan. Ini juga sejalan dengan arahan presiden terkait ketahanan pangan. "Kami sadar bahwa masyarakat ingin bertahan hidup, karena lahan pertanian tudak berjalan baik, maka masyarakatvlebih memilih menanam sawit, maka dari itu, sekarang menjadi tugas pemerintah untuk mencari sumber-sumber air bersih dengan berbagai rekayasa agar bisa dimanfaatkan untuk pertanian masyarakat", pungkasnya.
“Kami harapkan Bupati dan Dinas PU Provinsi bisa segera berkolaborasi, kami paham hal tersebut tidak mudah, tapi bisa menjadi pertimbangan antara manfaat dan mudhorotnya," tuturnya. Lanjut Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik
juga menyampaikan ke depannya ada IKN, "kita tidak lagi bicara ketahanan pangan daerah, namun ketahanan pangan di IKN. Hal ini harus direncanakan jauh hari, kalau tidak maka akan terlambat. Jangan sampai IKN sudah selesai, tapi masyarakat Kaltim tidak siap, maka dari itu sejak dini harus dipersiapkan” ulas Akmal.