Tana Paser – Pemilihan serentak Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2024 telah didepan mata. Berbagai survei elektabilitas dari presiden, kepala daerah hingga legislatif digulirkan. Tak luput, pilkada di Kalimantan Timur pun masuk dalam survei Charta Politica Indonesia (CPI) terhadap elektabilitas pemimpin daerah, tokoh politik, dan tokoh masyarakat yang memiliki potensi memimpin Kaltim ke depan.
Para responden pada pertanyaan semi terbuka calon Gubernur ketika ditanya CPI “Seandainya pemilihan Gubernur Kalimantan Timur hari ini siapakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih dari nama-nama ini”? Hasilnya menunjukkan Andi Harun (30,3%) pilihan tertinggi respoden dan pada posisi kedua Isran Noor (18,9%) secara berturut-turut poisisi 3,4 dan 5 yaitu Hadi Mulyadi (13,1%), Rizal Efendi (7,8%), Rudi Mas’ud (7,6%) dan selanjutnya posisi ke 6 Fahmi Fadli (2,4%). Posisi 7,8 dan 9, yaitu Basrie Rase (2,4%), Ardiansyah Sulaiman (1,1%) dan Safaruddin (0,9%).
Hasil survei ini cukup mengejutkan. Jika dilihat dari 9 kandidat, hanya Fahmi Fadli dan Ardiansyah yang merupakan Bupati. Selebihnya adalah gubernur, wakil gubernur, para walikota dan mantan Kapolda Kaltim (2015-2018) yang sekarang menjadi anggota DPR RI.
Ketika dikonfirmasi terhadap hasil survei ini, dr Fahmi Fadli mengatakan bahwa terkejut masuk dalam salah satu kandidat yang dinilai punya elektabilitas. “Saya tidak menyangka pada survei yang dilakukan CPI bahwa ternyata saya berada diantara delapan tokoh tersebut yang dinilai memiliki elektabiltas”, ujar Fahmi.
Ketika ditanya berdasarkan hasil survei tersebut "apakah Bupati Paser termuda sepanjang sejarah pemimpin di Kabupaten Paser tertarik maju pada pemilihan Gubernur Kaltim 2024", Fahmi menjawab bahwa Ia ingin mengabdi lebih banyak lagi untuk tanah kelahirannya. “Selama jadi Bupati, Saya sudah banyak mendengar aspirasi masyakat Paser dengan berbagai macam permasalahan yang dihadapi langsung oleh masyarakat. Terkait kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan infrastruktur. Belum lagi masalah pengembangan pertanian dan hortikultura, perkebunan, perikanan, UMKM, dan lain-lain, semua perlu untuk mendapat perhatian sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyakat Paser”, jawabnya.
Fahmi merasa dari aspirasi ini, menimbulkan sebuah tanggungjawab yang besar dalam dirinya terlebih sebagai putra daerah yang lahir dan besar di Tana Paser.
Saat ini Fahmi seratus persen berkonsentrasi untuk menuntaskan visi, misi, dan program prioritas sebagai Bupati. "Seluruh program/kegiatan yang harusnya dituntaskan dalam kurun waktu 5 tahun, sekarang ini harus saya tuntaskan dalam 3,8 tahun. Artinya saya tidak lagi berpikir untuk tujuan lain. Tujuan saya adalah menuntaskan amanah masyarakat Kabupaten Paser yang telah memilih saya sebagai Bupati Paser" tegasnya.
Atas prinsip tanggung jawab ini, Ia ingin menuntaskan selama sisa masa jabatan dan tidak pernah terpikir untuk menerima sebuah tanggung jawab yang lain yang lebih besar untuk memimpin masyarakat Kaltim secara keseluruhan. “Ada panggilan jiwa untuk mengabdi kemasyarakat Paser, saya ingin menunjukkan pengabdian ini ke masyarakat Paser. Dan penilaiannya juga diserahkan ke masyarakat untuk amanah selanjutnya memimpin Kabupaten Paser”, tandasnya.
Untuk diketahui, para pemimpin di Indonesia yang terpilih dan dilantik pada tahun 2021 memiliki periode waktu yang lebih singkat dari biasanya yaitu 5 tahun. Sedangkan pada 2024 akan dilaksanakan serentak pilpres, pilkada dan pileg. Sehingga kurang lebih 4 tahun waktu untuk melaksanakan program pembangunannya. Belum lagi tahun 2021 terjadi defisit dan pandemi covid19 (refocusing, adanya perubahan sistem kerja) yang harus mendapat perhatian ekstra. Dan tantangan kedepan adanya inflasi serta diprediksi terjadi resesi. (humas).