Balikpapan – “Kabupaten Paser siap sambut IKN”, tegas Wakil Bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf usai hadir pada acara Rakor dan Sinkronisasi Pembangunan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Se-Kaltim Tahun 2022. Pasalnya, persiapan IKN terus digenjot. infrastruktur jalan terutama akses logistik lagi di-push untuk keluar masuknya barang ke lokasi pembangunan IKN. Pemindahan IKN ditargetkan pada semester I-2024. Kendati begitu, tahap awal pembangunannya sudah dimulai pada 2022-2024.
Bagaimana dengan Kabupaten Paser ? terhadap bidang pertanian, dalam pemerintahan FM (Fahmi – Masitah) menjadi salah satu dari sembilan progam strategi yaitu menjadikan Pertanian sebagai sektor ANDALAN kabupaten. Dan dalam roadmap IKN, Kabupaten Paser sebagai daerah penyangga menjadi penyuplai beberapa komoditas, salah satunya beras.
Hal ini telah termaktub dalam RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2021-2026 yang sinkron dengan perencanaan antara pemerintah provinsi, pusat dan daerah. Dan terkait Pengembangan Food Estate (Perkampungan Industri Pangan) dan bahkan Mini Ranch (Kawasan Penggembalaan) masuk dalam isu eksternal di Kabupaten Paser.
Masitah didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Paser Erwan mengungkapkan bahwa Kabupaten Paser sangat potensial, tanaman pangan terutama beras. “Tahun 2019 dan 2020 kita surplus beras. Dengan produksi beras 27.922 ton dan surplus sebesar 3.045 ton. Tahun 2020 produksi beras mencapai 30.303 ton dan surplus sebesar 4.123 ton. sedangkan produksi beras tahun 2021 sejumlah 29.434 ton terjadi penurunan karena dilanda banjir”, ujarnya.
Sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar dengan kontribusi yang cukup tinggi dan laju pertumbuhan yang positif, sehingga sektor pertanian di daerah perlu menjadi prioritas untuk melihat seberapa besar kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja, dan laju pertumbuhan ekonomi di daerah pada kurun waktu tahun 2021-2026.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, hanya tiga daerah dari 10 kabupaten/kota yang memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi food estate pada 2020. Tiga daerah itu, antara lain Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU). Dari tiga daerah itu, Paser berada di urutan ketiga sehingga potensial dikembangkan menjadi food estate. Food estate atau kawasan pertanian adalah model pengembangan usaha tani yang mengintegrasikan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan yang dikelola melalui bisnis korporasi petani.
“Kabupaten Paser mengusulkan kegiatan ini awalnya pada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tanah Grogot dan Pasir Belengkong seluas 1.154 hektar, namun setelah dilakukan evaluasi dan digitasi peta polygon maka diusulkan penambahan Kecamatan Long Ikis dan Long Kali yang memili potensi pengembangan lebih luas dan telah memiliki sarana pengolahan padi dengan kapasitas besar sehingga usulan lokasi food state menjadi 2.500 hektar. Kami optimis ini disetujui karena sangat potensial untuk dikembangkan. Harapannya kita akan mendapat dukungan dari provinsi dan pusat baik dari hulu ke hilir terkait pertanian dan hortikultura ini”, ujarnya.
Erwan pun menambahkan bahwa luas lahan yang diusulkan untuk Kecamatan Long Ikis di Desa Jemparing seluas 110 hektar. Kecamatan Long Kali di tiga desa yaitu Desa Sebakung Makmur 350 hektar, Desa Sebakung Taka 747 hektar dan Desa Maruat 255 hektar.
Selain itu pada tahun 2022 ini Kabupaten Paser mendapatkan beberapa bantuan. “Alhamdulillah tahun 2022 ini Kabupaten Paser mendapat dukungan baik dari APBN dan APBD Provinsi. Yaitu Pengembangan padi inbrida seluas 1.500 hektar, pengembangan padi inbrida peningkatan indeks pertanaman seluas 250 hektar, Padi biofortifikasi (Padi kaya gizi) seluas 75 hektar, Pengembangan Padi inbrida seluas 1.350 hektar
Obrolan hangat namun santai usai Ia menghadiri rakor pun terus berlanjut bersama Kasubbag Komunikasi Pimpinan Setdakab Paser Dina Fitrianty. Masitah mengungkapkan bahwa Kabupaten Paser juga potensial untuk mengembangkan jagung pakan dan palawija. “Khususnya komoditi jagung pakan memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Kabupaten Paser, karena dekat dengan pabrik pakan ternak sebagai pasar di Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan sentra pengembangan jagung. Tahun 2021, kita punya lahan seluas 1.017 hektar. Kemudian tahun 2022 ini, pengembangan lahan tanam jagung dialokasikan hingga 24 hektar melalui APBN. Ini merupakan kegiatan integrated farming dengan ternak di kecamatan Batu Engau Desa Kerang Dayo. Dan pada Januari 2022 tadi kita sudah panen dilahan jagung di Desa Kerang Dayo”, pungkasnya. (Humas)