TANA PASER - Pemerintah Kabupaten Paser melalui Dinas Kesehatan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektor tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat Kabupaten Paser di Mini Ballroom Hotel Kriyad Sadurengas. Senin, (16/12/2024).
Kegiatan rakor ini dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Ir. Romif Erwinadi, M.Si mewakili Bupati Paser, dr. Fahmi Fadli. Dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Pemkes Romif disampaikan bahwa kegiatan rakor ini sangatlah penting karena menjadi wadah untuk program pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, "dalam program ini yang menjadi fokus yaitu kesehatan jiwa masyarakat yang cenderung semakin meningkat setiap tahun," ungkap Romif.
Berdasarkan riset dasar kesehatan tahun 2018 ada 1 dari 20 orang atau 20 persen dari penduduk Indonesia berpotensi mengalami masalah kejiwaan dan sekitar 6 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Tercatat sebanyak 1,8 per 1.000 penduduk Indonesia atau sekitar 429.332 jiwa mengalami ODGJ berat.
Di Kabupaten Paser sendiri, Tahun 2023 Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) tercatat sebanyak 319 orang dan pada November 2024 meningkat menjadi 353 orang. Romif mengatakan hal ini menjadi perhatian serius bagi Pemkab Paser, "hal itu harus menjadi perhatian serius terutama bagaimana meningkatkan peran dan campur tangan kita semua lintas sektor terkait, untuk saling sinergi dan berkolaborasi dengan program kerja masing-masing dalam upaya menyelenggarakan kesehatan jiwa melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan bersama-sama," jelas Romif.
Dengan dilakukannya rakor lintas sektor ini merupakan usaha dari Pemkab Paser untuk menekan angka peningkatan permasalahan jiwa masyarakat dan akan lebih baik jika bisa membawa kesembuhan bagi penderita permasalahan jiwa. Saat ini bantuan-bantuan operasional sudah diberikan kepada Desa, Kecamatan hingga TNI dan Polri dimana bantuan tersebut sebagai bentuk dukungan dari Pemkab Paser agar dapat menjalankan program kemasyarakatannya.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya permasalahan jiwa ialah, stres, depresi, masalah ekonomi, masalah keluarga, tidak mendapat pekerjaan, hingga permasalahan putus cinta dapat menjadi pemicu pada masa sekarang.
Romif berharap dengan pertemuan ini akan menghasilkan aksi nyata terhadap program-program kesehatan jiwa masyarakat, "kami berpesan kepada semua pemangku kepentingan, terutama yang hadir pada kesempatan ini kami berpesan agar dalam menyusun program kerja betul-betul memperhatikan asas kepentingan masyarakat sehingga optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa dapat kita laksanakan," tutup Romif.
Sebagai informasi, Kabupaten Paser merupakan satu dari dua Kabupetan yang ada di Kalimantan Timur yang telah memiliki tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat. Saat ini hanya Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur yang memiliki tim tersebut. Hal ini sebagai bukti bahwa Pemkab Paser ingin mengtasi secara serius permasalahan jiwa yang ada di Kabupaten Paser. (Prokopim)