TANA PASER- Sekda Paser Katsul Wijaya launching proyek perubahan strategi peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar melalui digitalisasi pendidikan di Kabupaten Paser.
Kegiatan yang digelar di Pendopo, Kamis (21/07/2022) dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesra Romif Erwinandi, Asisten Administrasi Umum Murhariyanto, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikqn Kaltim Hairullah dan sejumlah pimpinan OPD, Ketua PGRI, Kordinator Pengawas PAUD, SD dan SMP, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah dan Kelompok Kerja Kepala Sekolan SD Se-Kabupaten Paser serta Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Se-Kabupaten Paser.
Yang menarik, program proyek perubahan strategi peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar melalui digitalisasi pendidikan ini, adalah bagian milestone diklat kepemimpinan nasional tingkat dua Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Paser M Yunus Syam.
Menurut Yunus, Ispirasi judul ini, langkah kongrit dengan dunia digitalisasi, namun saat ini di kabupaten Paser tidak semua sekolah memiliki webset, dan saat ini ada 60 sekolah pilot projek dan termasuk program satu guru satu laptop dalam mendukung program pendidikan merdeka.
Yang patut diapresiasi sebut Yunus, proyek perubahan strategi peningkatan kompetensi guru pendidikan dasar melalui digitalisasi pendidikan ini, telah mendapat respon positif bupati Paser yang dibuktikan dengan diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Bupati Paser yang diawali kegiatan sosialisasi diseluruh lingkup pendidikan di Paser
Sementara, Sekda Katsul Wijaya saat membacakan sambutan Bupati Paser mengatakan, langkah kebijakan strategis peningkatan kompetensi pendidik dengan sebuah proses revolusi yang mau tidak mau harus di jalani, yaitu dengan penerapan tekhnologi digitalisasi pendidikan dasar yang berorentasi kepada masa depan, dengan tidak meninggalkan nilai budaya dan pembentukan karakter anak didik.
Karena menurut Sekda, perubahan paradigma proses belajar mengajar didunia pendidikan, bukan lagi dengan cara transfer of knowledge atau transfer skill melainkan lebih kepada penekanan pada menggerakkan, memotivasi, menjembatani, memfasilitasi agar anak-anak tergerak untuk melakukan berbagai kegiatan guna memperoleh pengetahuan yang dikehendaki.
“Tinggal kita memberikan pengayaan, penguatan atau perbaikan atas kemerdekaan mereka memperoleh pengetahuan dan pendidikan sesuai dengan keadaan yang ada dilingkungan sekitar mereka.
Pastinya perubahan pradigma digitalisasi pendidikan ini, membutuhkan perubahan kesiapan sikap mental kita, mindset kita, pola pikir kita dan pardigma kita dan “para guru harus siap untuk berani keluar dari kebiasaan lama,” katanya. (humas)