Berita:Optimalisasi Kearifan Lokal, Sultan dan LAP Bertemu Bupati

Siaran Pers

Tana Paser -  Dalam rangka mengoptimalkan pelestarian kearifan lokal di Kabupaten Paser, H. Muhammad Jarnawi, SH. Bergelar Sri Paduka yang mulia Sultan Alamsyah III, Ketua Lembaga Adat Paser Aji Ayub beserta jajaran pengurus melakukan diskusi bersama Bupati Paser dr Fahmi Fadli  di ruang kerjanya, Selasa (4/7/23).

Kegiatan ini digelar agar lebih meningkatkan  sinergisitas antara Pemerintah Kabupaten Paser dan LAP (Lembaga Adat Paser) dan menjadi forum bagi  Pemerintah Kabupaten Paser dan LAP saling berkomunikasi dalam rangka pelestarian kearifan lokal.

 "Kami menjunjung tinggi adat. Kami ingin agar kita tidak kehilangan sejarah", ujar H. Muhammad Jarnawi, SH. Bergelar Sri Paduka yang mulia Sultan Alamsyah III.

Bupati Fahmi menyambut baik dan mendukung pelestarian kearifan lokal. "Pada prinsipnya kami menyambut baik dan menerima masukan dari Sultan dan LAP terkait kearifan lokal," kata Bupati. 

 "Pertemuan ini adalah masih pertemuan awal sehingga perlu diadakan pertemuan berikutnya untuk membahas hal – hal yang berkaitan dengan kearifan lokal atau sub-sub bahasan lainnya. Hal ini tentunya demi pembangunan di Kabupaten Paser", lanjut Fahmi.

Dialog tersebut berlangsung dengan hangat. Baik  LAP sangat berterima kasih karena Pemerintah Daerah terutama Bupati Paser menerima kedatangan LAP dengan hangat dan penuh keakraban.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup, pengetahuan dan berbagai strategi kehidupan. Mengapa kearifan lokal perlu dilestarikan? karena kearifan lokal menjadi cerminan budaya asli sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah.

Kabupaten Paser sebagai  penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki kewajiban dalam memperkenalkan identitas daerah kepada masyarakat luas, salah satu upayanya yaitu dengan menjaga dan melestarikan kearifan lokal.

Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Paser telah berupaya dan mendukung pelestarian kearifan lokal masyarakat suku Paser. Pemkab juga mendorong masyarakat untuk melestarikan kearifan lokal yang ada di Kabupaten Paser, seperti penggunaan bahasa daerah bahasa Paser. Bahasa Paser sejak lama telah masuk dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Bahkan pada Februari lalu, Fahmi menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nadiem Makarim  pada Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023. Kabupaten Paser menjadi salah satu dari 16 daerah penerima penghargaan karena memiliki komitmen, mendukung dan turut berkontribusi serta mampu bekerjasama dalam upaya pelestarian bahasa daerah yakni bahasa Paser.  Upaya Pemkab Paser dalam memberikan perlindungan bahasa daerah telah membuat Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Perlindungan dan Pelestarian Adat Paser, serta Peraturan  Bupati No 38 Tahun 2022 Tentang Pakaian Adat, Maskot, Ornamen dan Batik Paser.

Pemerintah Kabupaten Paser pun melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser pada Mei lalu, mengirimkan 70 guru, Pengawas dan Kepala sekolah untuk mengikuti program pengembangan profesi revitalisasi bahasa daerah oleh Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Kemudian terkait ornamen khas Paser pun telah diaplikasikan diberbagai bangunan misalnya pada ikon Paser, seperti di Tepian Siring sungai Kendilo, Usuk Bulau yang berada di simpang lima, dan di Gedung Awa Mangkuruku.

Selain itu penggunaan nama bangunan dengan bahasa Paser seperti Gedung Pertemuan Awa Mangkuruku, Ruang Baling Seleloi di DPRD, Ruang Rapat Sadurengas, Ruang Rapat Telake dan Ruang Rapat Seratai di Seketariat Daerah Kabupaten  Paser, Arena Promosi ex MTQ  Putri Petong, serta penambahan nama Sadurengas pada Hotel Kryad.

Begitu pula dengan nama-nama jalan yang ada di Kabupaten seperti jalan Aden oko, jalan Anden Gedang, jalan Sultan Ibrahim Khaliludin, jalan Singa Maulana, jalan Pangeran Menteri, jalan Panglima Sentik.

Penggunaan pakaian adat dan batik khas Paser pun juga telah dilakukan. Misalnya ketika even besar, seperti HUT Provinsi Kalimantan Timur, HUT Kabupaten Paser dipastikan Bupati beserta pejabat hingga masyarakat menggunakan pakaian Adat Paser. Pada peresmian gedung haji dan umroh baru dan peringatan hari Amal Bhakti, Bupati Fahmi menggunakan baju adat khas Paser lengkap dengan songkok khas Paser. Batik Paser pun tak luput digunakan diberbagai kegiatan baik regional maupun nasional. Tidak hanya berlaku bagi Bupati dan ASN saja tetapi bagi peserta dan kontingen MTQ, atlet olahraga juga mengenakan batik khas Paser selain sebagai identitas asal daerah tentunya juga sebagai salah satu upaya memperkenalkan batik Paser lebih luas lagi. Tamu yang datang pun sering diberikan cenderamata batik khas Paser berikut makanan/kuliner khas Paser sebagai oleh-oleh. (Prokopim).

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 4.8504 detik dengan memori 0.7MB.