Berita:Ketua RW dan RT se-Kelurahan Tanah Grogot Sepakat Atasi Banjir baik Padat Karya maupun Gotong Royong

Siaran Pers

TANA PASER – Banjir dalam wilayah Tanah Grogot pekan ini mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten Paser, Kecamatan Tanah Grogot, Kelurahan Tanah Grogot hingga tingkat RW dan RT. Pemkab Paser mengajak warga untuk kerja sama melakukan normalisasi di beberapa saluran drainase dalam kota.


Menindaklanjuti ajakan ini, ketua RW dan RT bertekad mengajak warganya masing-masing berpartisipasi dalam kegiatan ini, baik dilaksanakan secara padat karya maupun gotong royong.

Para ketua RW dan RT berkumpul ruang rapat Kantor Kelurahan Tanah Grogot, Rabu (29/11) siang untuk menyepakati rencana gotong royong di wilayah masing-masing.

Hadir pada pertemuan ini Sekretaris Camat Tanah Grogot Junaidi AS SE, Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Tanah Grogot Susanti B SE, Kanit Binmas Sudarman dan Bhabinkamtibmas M Napitupulu.

Inti dari pertemuan adalah untuk menbambil langkah-langkah cepat mengantisipasi banjir yang besar. “Kalau mencegah terjadinya banjir, itu tak mungkin. Tapi mengurangi volume dan dampaknya bisa kita lakukan. Dari semula 4 jam misalnya, kalau nanti terjadi lagi bisa 1 jam sudah surut airnya,” terang Junaidi.


Diketahui, hujan lebat dalam 2 hari yaitu Minggu (26/11) dan Selasa (28/11) menyebabkan banjir di ibukota Kabupaten Paser. Menurut penelusuran Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUTR, penyebab banjir adalah saluran pembuangan yang tersumbat di banyak tempat.

Padahal kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Saharuddin, banyak dari saluran drainase tersebut lebar dan dalam. “Ini lebarnya ada 3 meter dan dalamnya sekitar 2 meter. Kalau semua sampah dibongkar dari dalam parit maka bisa penuh 2 truk,” kata Saharuddin sambil menunjuk drainase di Jl Cokroaminoto.

Sebelumnya, Kepala Bidang Cipta Karya PUTR M Syaukani mencoba mengorek dengan tangan drainase di Jl. Ahmad Yani. Lalu keluarlah banyak sampah plastik seperti bekas botol minuman dan bungkus makanan.


“Yang bisa dijangkau dengan tangan sudah begini banyaknya, apalagi yang menggunakan alat,” kata Syaukani. Dia melanjutkan, normalisasi di beberapa tempat tidak maksimal jika menggunakan tenaga manusia. Harus dengan alat berat. (Prokopim)

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 2.3360 detik dengan memori 2.06MB.