Berita:Kenakan Batik Paser Bupati Hadir di Penutupan Penas KTNA XVI

Siaran Pers

Padang – Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi kepada Peserta Penas KTNA XVI Kabupaten Paser di Padang, Bupati Paser dr Fahmi Fadli hadir secara penuh baik dari pembukaan, silaturahmi hingga penutupan. 

Menariknya, saat penutupan Penas KTNA XVI di Padang, Kamis (15/6/2023), selain sampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi kontingen dari Kabupaten Paser Ia juga mengatakan pada even nasional ini menjadi ajang promosi sekaligus melestarikan budaya Paser. Dapat dilihat dalam kegiatan tersebut Fahmi mengenakan batik khas Paser. Bahkan hampir disetiap kegiatan dalam daerah, provinsi maupun nasional yang dresccode nya batik Ia mengenakan Batik khas Paser. 

“Disemua kegiatan yang dilakukan oleh instansi, kita semua menggunakan batik Paser, karena ini adalah salah satu ciri khas Paser,” kata Bupati. Ini juga merupakan langkah promosi kearifan lokal dan telah diterbitkan regulasinya. 

Dan untuk diketahui pada 13 februari 2023 lalu, Kabupaten Paser Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023, Pemkab Paser menjadi salah satu dari 16 daerah di Indonesia yang menerima penghargaan karena dinilai memiliki komitmen, mendukung dan turut berkontribusi serta mampu bekerjasama dalam upaya pelestarian bahasa daerah yakni bahasa Paser. Penghargaan ini diserahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Nadiem Anwar Makarim. Terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mengawal pelestarian Bahasa Paser.

Menurut Suliono pemilik Griya Tunjung Langit yang telah memproduksi batik- batik cura Paser mengatakan bahwa  batik Paser yang dipakai Bupati memiliki motif pucuk pakis  manis, filosofinya adalah salah satu flora yang ada di Paser yang memiliki  daya  tahan  yang  tangguh dan dapat tumbuh di tempat yang gersang, ini melambangkan  sifat yang memiliki kedekatan yang kuat dalam hidup keseharian masyarakat Paser, tahan uji, sabar, tangguh dan bijak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat karena adanya keterikatan antara satu sama yang lain  dalam mempertahankan kultur dan budayanya. (Prokopim).

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 2.4435 detik dengan memori 0.69MB.