TANA PASER- Sejumlah kecamatan di Kabupaten Paser merupakan daerah yang rawan terhadap bencana, dimana bencana banjir berpotensi terjadi pada setiap tahun.
Dari 10 Kecamatan, ada 6 kecamatan masuk kategori risiko bencana banjir, artinya setiap tahun selalu menjadi langganan banjir jika insentitas hujan tinggi yang berdampak meluapnya Daerah Aliran Sungai Kandilo dan anak sungai.
Karena itulah Bupati dr Fahmi Fadli meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser untuk membuat peta rawan bencana yang diharapan agar masyarakat memahami kondisi kebencanaan di lingkungannya, serta untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang di daerah rawan bencana.
“Dari peta rawan bencana itu, kita bisa siap siaga baik itu bantuan, kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi. Ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi, kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisasi dampak atau risiko,” ujar Bupati.
Fahmi menyatakan, perlunya kewaspadaan dan kesadaran masyarakat akan potensi bencana menjadi mutlak.
Selain untuk mencegah terjadi bencana, dua hal tersebut dapat meminimalisasi potensi korban dan kerugian harta benda.
“Jika masyarakat sadar akan potensi bencana di lingkungan sekitarnya, maka mereka dapat melakukan mitigasi bencana. Dalam kondisi demikian khususnya ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, sebaiknya masyarakat yang bermukim di sekitar Aliran Sungai bisa langsung melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman. Jika tinggi muka air sungai sudah mencapai level yang membahayakan, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Fahmi menyebutkan, saat terjadinya bencana, 34 persen faktor keselamatan dari bencana bersumber dari kesiapsiagaan individu yang terbentuk karena pengetahuan dan kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan evakuasi.(humas)