Berita:Bupati Fahmi: Banyak Manfaat Pohon Mangrove bagi masyarakat Desa Muara Adang

Siaran Pers

Tana Paser – Penanaman Pohon mangrove menjadi kegiatan penutupan Bupati Paser dr Fahmi Fadli di Desa Muara Adang Kecamatan Long Ikis, senin (7/11/2022). Setelah sebelumnya Ia meresmikan Jembatan Sungai Payau, pemancangan tiang pertama jembatan Sungai Lemo-Lemo, dan meninjau SD 007 Long Ikis.

Bersama Ketua DPRD Kabupaten Paser Hendra Wahyudi, Anggota DPRD Provinsi Kaltim Yenni Eviliana, Kepala Desa Muara Adang Kurniansyah, Koordinator Projek Pokja Pesisir Mapasele Planete UrgenceKoordinator Proyek New Mahakam Fathurohmah Ketua Pokja  Muara Adang Indah Ilham, Fahmi bersantai duduk disebuah pondok sembari bicara tentang manfaat pohon mangrove bagi masyarakat.

Fahmi mengatakan bahwa dengan menanam pohon mangrove dapat mencegah abrasi atau pengikisan tanah di pesisir pantai. Selain itu juga memperbaiki ekosistem pesisir. “Selain itu juga pohon mangrove memiliki nilai ekonomis dan bernilai wisata”, ujarnya.

Bupati yang dilantik tahun 2021 ini berharap banyaknya manfaat pohon mangrove agar masyarakat antusias untuk ikut menanam, baik saat kegiatan penanaman pohon mengrove di pesisr pantai maupun di tambak.

Ia juga memuji Ketua Kelompok Tani Muara Adang Indah, Ilham, yang mengorganisir kegiatan ini. Ia berharap apa yang dilakukan oleh Ilham dapat dilakukan secara berkelanjutan dan di contoh oleh desa-desa sekitar Muara Adang. “Saya juga ingin mengungkapkan terima kasih kepada Planete Urgence dan Pokja Pesisir yang telah mendampingi dan membantu masyarakat Muara Adang dalam melakukan kegiatan penanaman di Muara Adang,” kata Fahmi.

Mapalese dan Fathurohmah mengungkapkan bahwa ada 80 ribu pohon mangrove ditanam. “30ribu ditanam langsung dengan seluas lahan 30 hektar. Dan 50 ribu pohon mangrove hasil persemaian ditanam seluas 50 hektar”, ujar Mapelese.

Respon masyarakat Desa Muara Adang terhadap penananaman pohon mangrove dinilai cukup baik. “Respon ini dilihat dari kesediaan warga yang tambaknya mau ditanami pohon mangrove”, ujar Fathurohmah yang disapa Ifat. Sejak Maret 2022 mereka memberikan edukasi, kampanye hingga pemberdayaan bagi warga desa pesisir ini. “Kami berada disini hingga Februari 2023 untuk tahun pertama ini. Namun untuk ukuran waktu pohon mangrove aman untuk ditinggal adalah usia 3 tahun, itu udah bisa survive. Karena pohon mangrove juga bisa terkena penyakit dan lain sebagainya”, ujarnya.

“Kami juga melakukan pelatihan tambak berkelanjutan, yaitu tambak ditanami dengan pohon mangrove. Ini dapat membantu meningkatkan kuatitas dan kualitas ikan, udang atau kepiting yang dipelihara ditambak. Karena bisa menghasilkan biota laut”, tandasnya. (Humas)

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 4.0639 detik dengan memori 0.69MB.