TANA PASER- Tiga forum yakni Forum Petani Kelapa Sawit , Serikat Petani Kelapa Sawit dan Apkasindo, kecewa dengan perusahaan sawit di Kabupaten Paser.
Kekecewaan terkait lambannya Kemitraan PKS yang ada di wilayah Kabupaten Paser yang tidak sesuai dengan kelompok pekebun amanat Permendagri Nomor 1 Tahun 2018 dan Perda Kabupaten Paer Nomor 9 tahun 2018 tentang Tata Niaga dan Angkutan Kelapa Sawit.
Yang menarik, salah satu petani kelapa sawit dan juga anggota forum petani kelapa sawit mengaku saat ini pengusaha kelapa sawit melalui PKS berani kepada pemerintah, dan lebih-lebih kepada masyarakat khususnya petani kelapa sawit.
Tak heran kondisi dilapangan yang diamaninsejumlah anggota forum, ada koperasi pendukung yang ditolak PKS menjadi mitra dan dengan seenaknya menetapkan harga TBS.
Sementara, Kadis Perkebunan Djoko Wabono menegaskan, seluruh pabrik kelapa sawit di Paser dapat bermitra dengan petani plasma maupun swadaya kelapa sawit.
Kendalanya sebut Djoko, dari puluhan pabrik kelapa sawit yang ada di Paser, diantaranya tidak memiliki kebun, dan manajemen pabrik sulit diajak kerjasama atau bermitra dengan petani dan pabrik justru menerima loading sawit dari pengepul. Sehingga harga yang diterima oleh petani cukup tinggi.
"Kemitraan dibangun dengan tujuan, petani sawit dapat mengurangi nilai cost (harga) apabila melakukan penjualan TBS," kata Djoko.
Menurutnya, jika kemitraan terbangun, para petani dapat mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Karena adanya kestabilan harga sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Lalu Djoko menyebutkan masih ada PKS yang belum bermitra dengan petani plasma yang beroperasi di Kuaro dan Petangis.
"Jika diajak komunikasi selalu melimpahkan ke pemilik dan selalu saja menunggu keputusan manajemen pusat," sebut Joko.(humas)