Tana Paser – Peresmian Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) kapasitas 1,5liter perdetik dengan 77 sambungan rumah di Tunes Keladen Kecamatan Tanjung Harapan sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi Bupati Paser dr Fahmi Fadli, selasa (12/10/22) bersama warga. Kegiatan yang berlangsung di Balai UPT Trans Keladen berlangsung hangat ditengah gerimis. Namun tidak mengurangi antusias warga untuk bertemu Bupati Fahmi.
Dalam sambutannya, Bupati Fahmi mengatakan mendapat laporan bahwa terdapat 46 pengangguran di Tunes Keladen. “Berdasarkan data ini, saya ingin Dinas Sosial mendata 46 warga yang pengangguran. Tolong dipastikan dan diidentifikasi alasan tidak bekerja. Apakah karena tidak mendapatkan peluang kerja, atau bagaimana”, ujarnya.
Fahmi mengatakan bahwa angka ini berpotensi menyumbang angka kemiskinan. “Pengangguran ini berpotensi pada kemiskinan. Harus kita ketahui, apakah karena faktor usia atau sudah jompo, atau tidak punya penghasilan tetap. Jika iya, maka Pemerintah wajib hadir ditengah warganya untuk memberikan bantuan melalui program-programnya, misalnya bantuan pangan atau peternakan atau penyerapan tenaga kerja. Karena disini kan banyak beroperasi perusahaan yang dapat mempekerjakan tenaga lokal”, tambah Fahmi.
Terhadap masalah ini dan masalah lainnya, Bupati ingin membahas langsung dengan Kepala Desa Keladen Tarmiji terkait bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran, kemisikinan dan lain-lain. Namun karena harus mendampingi istrinya yang sakit maka diwakili Sekretaris Desa Keladen Najma. “Mari kita doakan, semoga istri dari Kades Keladen segera diberikan kesembuhan”, harapnya yang di-aamiin-kan hadirin. Sebagai informasi, penduduk Desa Keladen berjumlah 800 orang.
Usai meresmikan, Bupati Fahmi meninjau lokasi penyimpanan air (tandon) bahkan naik ke menara tandon, juga mendatangi salah satu rumah warga untuk memastikan jaringan dan keran air berfungsi. Diwaktu yang sama, seorang warga Normala mengungkapkan terima kasihnya karena mereka sudah dapat menikmati air tanpa susah payah lagi mengangkutnya dari embung. "Selama ini kami mengandalkan air hujan dan air dari embung untuk memenuhi keperluan air. Alhamdulillah sekarang tinggal buka keran", ujarnya sumringah. (Humas)