TANA PASER- Selain dialong dan diskusi dengan jajaran Pemkab Paser dan berbagai unsur pemangku kepentingan serta akademisi pada aspek sosial budaya terkait pemindahan Ibu Kota Negera (IKN, tim Kementeri PPN/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga menyempatkan kunjungan ke Museum Sadurengas.
Kunjungan tim perumus IKN ke Museum peninggalan masa kesultanan Paser, Rabu (20/11) tepatnya di Kecamatan Pasir Belengkong, di sertai Kabag Pemerintahan Setda Paser Siti Makiah dan Kasubag Humas dan Kerjasama Abdul Kadir.
Yang menarik, saat tiba di lokasi museum Sadurengas yang berjarak kurang lebih 5 kilometer dari kota Tana Paser, rombongan sempat berjumpa dengan salah satu keturunan putra Kesultanan Paser yakni H Andi Fathuddin.
Meskipun berada di museum yang terletak di Jalan Keraton, Kecamatan Pasir Belengkong singkat, rombongan Bappenas terdiri Jhony Juanda, Vidya Kartika, Octovian, Widya Sapitri, Angel Manembu dan Ivdan Imang, nampak serius melihat -lihat dan menyimak pemaparan tentang sejarah Museum serta Kesultanan Paser dari salah pemandu.
Untuk diketahui, tercatatan dalam sejarah, bahwa Kecamatan Pasir Belengkong sempat menjadi pusat Kesultanan Paser yang bernama Kerajaan Sadurengas. Kerajaan yang dipimpin Putri Petong, berdiri tahun 1516. Pada masa jayanya, kekuasaan Sadurengas meliputi wilayah Paser, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan serta sebagian wilayah Kota Baru Kalimantan Selatan.
Salah satu bukti bukti sejarah tentang Kesultanan Paser adalah Museum Sadurengas yang merupakan bangunan eks rumah salah satu Sultan Paser, yaitu Aji Tenggara (1844-1873). Seiring berjalannya waktu, maka pada awal abad 19, berubahlah peruntukan rumah itu menjadi istana Sultan Ibrahim Khaliludin.
Bangunannya seperti rumah panggung yang dalam bahasa Paser disebut Kuta Imam Duyu Kina Lenja yang berarti Rumah Kediaman Pemimpin yang Bertingkat. Tepat di sebelah kiri bangunan museum, terdapat Masjid Nurul Ibadah yang juga menjadi bagian sejarah Kesultanan Paser dalam penyebaran Islam. (har-/humas)