Berita:MAN IC Jangan Hebat Sendiri

Siaran Pers

TANA PASER- Bertempat di Aula Pertemuan MAN Insan Cendekia Paser, Sabtu (2/11)  dilaksanakan Kegiatan Pengembangan Wawasan Guru dan Tenaga Kependidikan(GTK) yang dihadiri 106 orang. Terdiri dari 65 GTK MAN IC Paser dan 41 Kepala Madrasah (MI, MTs, MA) se Kabupaten Paser.

Hadir pula Kepala MAN IC Paser, Khoirul Anam dan Ketua Komite MAN IC Paser Andi Sugara. Acara tersebut dibuka langsung Kemenag Paser H. Abdul Kholiq dan sebagai nara sumber Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov Kaltim H Hakimin.

Dalam sambutannya, Abdul Kholiq menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada MAN IC Paser yang telah melaksanakan kegiatan pengembangan Wawasan GTK dan berhasil mengumpulkan seluruh Kepala Madrasah MI, MTs, dan MA se Kabupaten Paser, baik Negeri maupun swasta.

Selain itu, orang nomor satu di Kemenag Paser ini mengingatkan bahayanya radikalisme dalam beragama dan pentingnya mengdepankan moderasi dalam beragama sebagaimana yang selama ini selalu diingatkan oleh Menteri Agama RI. Di akhir sambutannya, Abdul Kholiq berpesan kepada MAN IC Paser agar tidak besar sendiri. Tapi harus mampu besar dan membesarkan madrasah-madrasah yang ada di Kabupaten Paser.

Sementara Kabid Penma Kanwil Kemenag Kaltim Hakimin dalam arahannya mengingatkan pentingnya menjadi ummat Islam yang pertengahan (ummatan wasthan atau Islam Wasathiyah) yakni ummat yang menghargai perbedaan dan mengedepankan toleransi dan kerukunan.

Munculnya faham dan tindakan radikal selama ini sebenarnya lebih disebabkan oleh adanya pemaksaan kehendak oleh golongan tertentu dan kurang menghargai perbedaan. Sebagai contoh, bercadar itu baik, memakai celana cingkrang itu baik. Tapi kalau ada seseorang di madrasah misalnya, memakai cadar tapi maunya semua orang di madrasahnya harus pakai cadar, maka hal ini tentu tidak baik. Atau semua orang diharuskan memakai celana cingkrang, tentu ini juga tidak baik,” katanya.

Mantan Kepala Kemenag Kabupaten Malinau ini juga menceritakan pengalamannya ketika mengabdi di sana. Beliau bahkan disangka seorang pendeta karena sering keluar masuk gereja. Tapi itu saya harus lakukan untuk menjaga kerukunan antarummat beragama di sana dan Alhamdulillah selama bertugas di Malinau secara umum suasananya cukup kondusif karena semua unsur masyarakat menjaga dan merawat kerukunan diantara mereka.

Terakhir, mantan Kepala Kemenag Kota Balikpapan ini berpesan bahwa menjadi seorang pemimpin atau pejabat negara itu sebenarnya tidak gampang. Sebab harus bisa mengayomi semua orang yang dipimpinnya. Tapi setidaknya, kalau ia memiliki komitmen, bakat dan minat pemimpin serta kecintaan kepada pengabdiannya.

“Insyaallah ia sukses jadi pemimpin. Oleh karena itu saya berpesan kepada seluruh Kepala Madrasah(MI, MTs, dan MA), jadilah pemimpin yang mengayomi, komitmen memajukan madrasah, dan memiliki kecintaan kepada pekerjaan, meskipun dalam kondisi keterbatasan sarana dan prasarana. Kepada MAN IC Paser saya berpesan, agar tidak menjadi madrasah yang hebat sendiri, tapi juga berusaha menghebatkan madrasah-madrasah yang ada di Kabupaten Paser. Karena MAN IC Paser selama ini sudah menjadi icon bagi semua madrasah, tidak hanya di Paser, tapi juga Kalimantan Timur. Demikian arahan mantan Kepala Kemenag Penajam Paser Utara ini,” katanya.

Usai menyampaikan arahan dan motivasi, Hakimin menerima secara simbolis sebuah pohon sawit dari Ketua Komite MAN IC Paser untuk di tanam di lingkungan MAN IC Paser. Adapun jumlah kelapa sawit yang akan di tanam sebanyak 240 pohon, semuanya berasal dari sumbangan orang tua siswa kelas X angkatan ke 5 MAN IC Paser. (har-/humas)

 

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 0.2412 detik dengan memori 0.71MB.