TANA PASER- Masih dalam rangkaian Studi Pengembangan Wawasan 2019, Siswa MAN Insan Cendikia Paser berkesempatan hadir mengikuti Seminar Kebangsaan dengan tema Pemuda Tangkal Radikalisme dengan Pancasila dan Agama di MAN IC Pekalongan, Rabu (23/10) malam.
Seminar juga diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan serta siswa MAN IC Pekalongan, menghadirkan nara sumber tunggal pada acara tersebut adalah Habib Hasyim dari Ponpes Krapyak Pekalongan.Acara dibuka oleh Wakamad Bidang Sarpras MAN IC Pekalongan Tafsiruddin.
Dalam sambutannya Tafsiruddin mengatakan bahwa Pancasila dan Agama tak perlu dipertentangkan, karena nilai-nilai Pancasila mengandung nilai-nilai agama Islam. Sebagai contoh, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sama dengan nilai ketauhidan dalam Islam. Oleh karena itu, pemuda Islam, khususnya siswa MAN IC harus mampu menangkal radikalisme yang akhir-akhir ini semakin marak, dengan memahami dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila serta Islam dengan baik.
Sementara itu, Habib Hasyim memaparkan bahwa bibit-bibit Radikalisme dalam sejarah Islam, sudah ada sejak zaman Khulafaur Rasyidin, terutama sejak terbunuhnya Khalifah Umar bin Khattab, kemudian terbunuhnya Usman bin Affan dan terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib yang muaranya melahirkan aliran Khawarij dan Syiah.
Menurut Habib Hasyim, radikalisme sebetulnya nya banyak dilatarbelakangi persoalan politik dan ekonomi. Tapi bisa juga disebabkan oleh pemahaman agama yang sempit. Lahirnya ISIS yang sampai saat ini masih eksis sebenarnya bentukan Zionis Israel yang motifnya politik dan ekonomi yang pada akhirnya ingin menguasai sumber daya alam negara-negara muslim, khususnya di Timur Tengah.
“Sementara di Indonesia, adanya radikalisme agama, wabil khusus, umat Islam, lebih banyak disebabkan oleh pemahaman kelompok tertentu yang ekstrim dalam memahami Islam. Misalnya, memahami agama hanya dengan Al-Quran terjemahan dan Hadis tanpa mau memahami tafsir dan hasil-hasil pemikiran ulama (baca: ijtihad dan fiqh) sehingga memahami dan mengamalkan Islam cenderung tekstual dan tidak kontekstual,” sebutnya.
Akhirnya lanjut Habib Hasyim, sering menyalahkan dan mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dengannya. Oleh karena itu, disinilah pentingnya kita, khususnya para pemuda menghadirkan Islam yang Rahmatan Lil Aalamiin, Islam yang moderat. Bukan Islam yang ekstrim dan radikal.
Setelah pemaparan oleh Habib Hasyim, dilanjutkan sesi tanya jawab kemudian penyampaian pesan dan kesan sekaligus pamitan oleh Waka Humas MAN IC Paser Ismail.
Dalam pesannya, Ismail menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan dan pelayanan yang memuaskan serta permohonan maaf setulus-tulusnya kepada keluarga besar MAN IC Pekalongan jika selama berada di MAN IC Pekalongan ada hal-hal yang kurang berkenan di hati.
“Berat rasanya kami meninggalkan MAN IC Pekalongan, tapi apa daya kami karena setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun yakinlah, silaturrahim kita ini, Insyaallah akan terus berlanjut. Semoga kami bisa membawa sesuatu yang berharga dari MAN IC Pekalongan untuk kemajuan MAN IC Paser,” kata Ismail. (har-/humas)