TANA PASER- Parade budaya 2017 dalam rangka hari jadi ke-58 Kabupaten Paser yang berlangsung semarak yang diikuti berbagai unsur budaya, tekhnis, lembaga budaya dan kesenian di Bumi Daya Taka yang dipusatkan di Arena Promosi dan Budaya Putro Petong, Kamis (28/12) disaksikan ribuan warga.Di hadapan masyarakat Kabupaten Paser, Bupati Yusriansyah Syarkawi saat membuka parade budaya tersebut mengatakan, kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dalam kebudayaan terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat.
Karena itu Bupati berharap
melalui parade budaya ini dapat
membangun sebuah kebersamaan yang mengikat meski dalam budaya yang berbeda, seperti semboyan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-Beda Namun
Tetap Satu”.
“Kabupaten Paser berpenduduk
kurang lebih 260 ribu jiwa. Jumlah itu terdiri dari berbagai macam suku, agama,
ras dan golongan. Dengan perbedaan tersebut, Alhamdulillah daerah kita relatif
aman dan damai. Ini berkat rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan yang kuat.
Semoga kondisi ini terus terjaga dengan baik,” katanya.
Masih kata Bupati, sebagai bentuk
menghargai dan menjunjung tinggi budaya sendiri. Kebesaran dan kemajuan bangsa
tidak akan terlepas dari kekayaan dan kemajemukan budaya yang sudah hidup dan
berkembang selama ini. “Keanekaragaman budaya ini menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kita, tumbuh dan berkembang serta berfungsi memperkokoh
tali persatuan dan kesatuan di antara kita semua,” tandas Yusriansyah.
Selain itu Bupati mengakui,
penduduk Kabupaten Paser yang multi budaya, multi etnis dan agama pada
hakikatnya merupakan sebuah potensi dan modal dasar untuk membentuk suatu
kekuatan maksimal untuk mencintai dan membangun Bumi Daya Taka.
“Terima kasih kepada seluruh peserta yang telah turut serta dalam parade,
selamat menampilkan yang terbaik dan yang terpenting dalam berkesenian kita
harus jujur. Selain itu dalam
berkesenian pun pasti terdapat perbedaan yang lahir dari kreativitas. Saya
harap dan saya yakin semua sepakat, bahwa perbedaan itu indah dan saling
mewarnai. Perbedaan itulah yang membuat kita bersatu dan saling melekat demi
mewujudkan perdamaian, kemajuan dan pembangunan di Bumi Daya Taka yang kita
cintai ini,” pesanya. (har-/humas)