Kembali Mencuat di Pemerintahan Yusriansyah
TANA PASER- Ternyata perencanaan pembangunan Bendungan Muara Lambakan sudah dilakukan 20 tahun lalu. Proyek bendungan yang akan merelokasi dua desa di Kecamatan Long Kali, yakni Muara Lambakan dan Kepala Telake, direncanakan menelan anggaran tidak kurang dari Rp 4 triliun.
Pembangunan bendungan yang mampu menampung air 718,63 juta meter kubik dan mampu mengairi areal lahan pertanian seluas 16.698 hektare, akan dimanfaatkan dua kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara (PPU) serta Kota Balikpapan.
Rencana pembangunan bendungan Lambakan yang sebelumnya Pemprov Kaltim telah menetapkan delapan kawasan strategis provinsi di antaranya kawasan industri pertanian Kabupaten Paser dan Kabupaten PPU yang mana perlu dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan, sekaligus pengoptimalan pemanfaatan DAS Telake seluas 3.187 kilometer persegi dengan panjang sungai utama 165 kilometer.
Yang menarik, lama tak terdengar, rencana pembangunan bendungan Lambakan kembali mencuat dimasa pemerintahan Bupati Paser H Yusriansyah Syarkawi. Bahkan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum , Tata Ruang dan Perumahaan Rakyat Provinsi Kaltim M Taufik Fauzi kembali melontarkan keseriusan Pemprov pembangunan bendungan dihadapan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak saat panen raya Jagung di Desa Kerang Dayo, Kecamatan Batu Engau, Senin (6/3) lalu.
Menurut M Taufik Fauzi karena pembangunan bendungan Lambakan ini memerlukan anggaran yang sangat besar, maka perlu berjuang di Kementerian PU. “Total anggaran dari detail desain bendungan Lambakan mencapai Rp 4 triliun. Harapannya, perlu perjuangan bersama antara Pemkab Paser, Penajam Paser Utara (PPU) dan Provinsi. Selain itu saat rapat terbatas dengan Presiden, program prioritas nasional untuk bendungan Muara Lambakan,” katanya.
Untuk diketahui, jika memang bendungan Muara Lambakan ini terwujud, tak hanya berkaitan air baku seperti pengairan persahawan dan air bersih baik diwilayah Paser, PPU dan Balikpapan, tetapi juga akan menjadi penyedia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain pemanfaat pengairan dan PLTA, bendungan Lambakan juga bakal menjadi pengemdalian banjir, dan jika itu terwujud, maka akan bisa meriduksi banjir kurang lebih 30 persen dan tahun 2018 ini, fisik bangunan dapat menjadi program prioritas nasional.
Berdasarkan desain perencanaan, Bendungan Muara Lambakan merupakan megaproyek yang masuk dalam RPJMN 2015-2019. Bendungan tersebut direncanakan mampu menampung air 718,63 juta meter kubik, dengan manfaat mampu mengairi areal lahan pertanian seluas 16.698 hektar.
Selain akan menjadi sumber air baku sebanyak 14.579 liter per detik, pereduksi bencana banjir. Sedangkan manfaat utamanya mampu menyediakan potensi tenaga listrik sebesar 17 MW. Keberadaan Bendungan Muara Lambakan akan menjadi bendungan multimanfaat, bahkan tidak hanya akan dinikmati Kabupaten Paser, tetapi juga dirasakan Kabupaten PPU dan Kota Balikpapan.
Namun di balik besarnya manfaat, tentunya menuntut adanya kesiapan seperti lahan, anggaran maupun birokrasi. Bendungan Lambakan dipastikan akan menggenangi dua desa di Kecamatan Long Kali yakni Muara Lambakan dan Kepala Telake. Otomatis membutuhkan anggaran besar untuk pembebasan lahan serta kesiapan psikologis masyarakat yang harus direlokasi. (har-)