Cadangan batubara Kaltim Terbesar Ketiga di Indonesia
TANA PASER - Indonesia adalah Negara yang kaya dengan sumber daya batu baranya, dan diantaranya adalah wilayah Kalimantan Timur, dan jika dimanfaatkan secara benar, batubara yang memiliki kalori rendah bisa berguna sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.
Hal itulah yang menjadi bahasan dalam kegiatan penyampaian sarana kebijakan Prospek Pengembangan batu bara yang ramah lingkungan hidup terhadap ketahanan energi daerah, nasional dan kawasan Asen.
Yang menarik, kegiatan yang dibuka Gubernur Kaltim dan digagas Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (30/3) lalu, juga melibatkan staf Bagian Pemerintahaan dan Humas Setda Paser dan termasuk awak media.
Dari kegiatan yang menampilkan pembicara dan pakar batubara dari pusat dan diikuti berbagai unsur dari Pemprov Kaltim, Pemkab dan Pemkot se-Kaltim, unsur perusahaan Pertambangan, jajaran DPRD kabupaten/kota, batubara kalori rendah merupakan potensi yang akan dioptimalkan ke depannya sebagai penganti bahan bakar yang ada.
Yang menarik, pemanfaatan batu bara kalori rendah sebagai bahan bakar penganti ini sudah dilakukan di beberapa negara maju yang telah memanfaatkannya. Salah satunya adalah negara Jerman.
Dimana Jerman mengoptimalkan batubara untuk industri petrokimia dan pembangkit listrik. Bahkan Jerman memiliki industri dengan power plant dari batubara. Mereka bisa menghasilkan batubara dengan kalori terendah dan kapasitasnya 1,6 Gigawatt 2x800 Megawatt dan keluar dari asapnya bukan asap.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat membuka kegiatan mengatakan, Kaltim sebagai provinsi yang memiliki cadangan batubara terbesar ketiga di Indonesia yakni sebesar 12,45 milyar ton, pengembangan batubara merupakan agenda pemerintah daerah.
Pengembangan yang dimaksud lanjut Gubernur adalah batubara yang ramah lingkungan dan melalui kerjasama Asean diharapkan daerah juga meraih manfaat antara lain melalui alih teknologi maupun investasi dalam skema dan guliran Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA.
Selain itu, Gubernur juga menghimbau partisipasi aktif dari dari segenap pemangku kepentingan didaerah untuk bersama-sama mengembangkan dan menggunakan batubara yang ramah lingkungan.
Keterlibatan daerah aktif dalam guliran MEA, Direktur Kerjasama Ekonomi Asean menyebutkan, merupakan proses integrasi kawasan yang tujuan akhirnya untuk mencapai stabilitas,perdamaian dan kesejahteraan bersama sesama negera anggota Asean dengan tantangan dan peluang kepada setiap negara atau daerah.
Sedangkan pengembangan dan penggunaan batubara yang ramah lingkungan yang dapat memberikan nilai tambah bagi dan pengugunaan batubara yang ramah lingkungan yang dapat memberikan nilai tambah bagi ketahanan energi daerah , nasional dan kawasan Asean dengan memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional Indonesia untuk instalasi listrik sebesar 35.000 MW yang menjadi target pemerintah. (Harmin/humas)