Berita:Tidak Ditemukan Kasus Gagal Ginjal Akut Di Kabupaten Paser

Siaran Pers

Tana Paser - Masih hangat dibicarakan adanya kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (ggGAPA) yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun dan terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.

Kasus ggGAPA mendapat perhatian dari Bupati Paser dr Fahmi Fadli. Melalui Kepala Dinas Kesehatan dr. I Dewa Made Sudarsana, M.AP mengatakan saat ini gangguan ginjal yang dimaksud tidak ditemukan di Kabupaten Paser. "Kami berharap tidak ada kejadian tersebut, amiin", doanya saat dikontak melalui WA, Senin (25/10/22).

dr Dewa mengungkapkan bahwa telah meneruskan edaran kemenkes no HK .02.02/III/3515/2002 tentang penggunaan obat cair/sirup. Penggunaan obat cair dapat diberikan dengan beberapa catatan.

"Sudah kami sebarkan edaran terkait larangan pemberian obat sirup menyusul ditemukannya gangguan ginjal akut atipikal pada anak sambil menunggu hasil investigasi BPOM", tandasnya.

Senada dengan Ketua IDI Kabupaten Paser dr Ahmad Hadiwijaya, DSA saat diwawancara via WA (Kamis, 20/10/22) pun mengatakan agar berhati-hati penggunaan semua obat-obatan sirup. "Demi kehati-hatian untuk sementara dihentikan dulu penggunaan semua obat-obatan sirup", ujarnya.

Ia menerangkan berdasarkan hasil investigasi kementerian kesehatan dan BPOM ditemukan dietilen glicol dan etulen glicol yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut atipikal proggresif (GgGAPA).

"Sebenarnya bukan parasetamol yg bermasalah, tapi pelarutnya. Dan pelarut tersebut ada dalam sediaan sirup untuk semua jenis obat. Untuk sediaan tablet masih aman digunakan", terang dokter yang akrab dipanggil dr Hadi.

Untuk penanganan anak demam dr Hadi beri tips dimulai dengan kompres dan pemberian minum yang cukup.

Dokter anak yang kerap disapa dr Hadi ini juga mengatakan jika anak mengalami sakit diminta masyarakat tidak membeli obat-obatan sendiri tapi segera membawa ke fasyankes terdekat.

Di Kabupaten Paser, fasilitas pelayanan kesehatan tersebar di 10 kecamatan bahkan di tingkat desa pun terdapat puskesmas pembantu.

Dihari yang sama usai wawancara dr Hadi, untuk memastikan apakah himbauan Kemenkes dan IDAI dilaksanakan, perilis pun mendatangi Puskesmas Tanah Grogot untuk mendapatkan layanan kesehatan anak. Ketika konsultasi, dr Nurul yang melayani pun menerangkan hal yang sama terhadap penggunaan obat-obatan sirup. Dan Ia tidak meresepkan obat sirup namun obat tablet/puyer untuk anak. Ini artinya edaran Kemenkes telah ditindaklanjuti (humas).

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 2.3670 detik dengan memori 0.69MB.