TANA PASER- Krisis keungan daerah,
ternyata tidak hanya berdampak pada
urusan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan,namun juga berimbas pada
kegiatan –kegiatan kemasyarakatan
dan agama seperti di antaranya ajang Musabaqah tahun 2017.
Karenanya,
pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran
(MTQ) sedianya berlangsung di Kecamatan
Pasir Belengkong April ini, akhirnya ditiadakan dan diubah menjadi STQ. Hal ini
dilakukan karena anggaran pelaksanaan MTQ tidak dialokasikan di DPA tahun 2017.
Terkait hal itu,
Setda Paser AS Fathur Rahman dalam sambutannya saat membuka pelaksanaan STQ secara
khusus menyampaikan permintaan maaf,
dan berharap semangat
dalam syiar Islam jangan pernah surut hanya karena terbatasnya dana dari
Pemerintah Daerah.
“Malam ini adalah malam yang spesial,
karena untuk pertama kalinya kita tidak melaksanakan MTQ tingkat Kabupaten
Paser sebagai seleksi untuk MTQ tingkat provinsi. Semoga dengan pelaksanaan STQ
sebagai pengganti MTQ ini, tidak mengurangi makna dari pelaksanaan seleksi
seperti yang kita laksanakan setiap tahun,” kata Sekda.
Menurut Fathur
Rahman, Pemerintah sadar bahwa banyak pihak yang kecewa dengan ditiadakannya
MTQ tingkat Kabupaten, namun itu merupakan salah satu konsekuensi yang harus
ditanggung oleh pemerintah sebagai akibat dari turunnya Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) tahun 2017.
“Bukan hanya
LPTQ, sektor lain juga terkena dampak dari anggaran yang defisit. Instansi
pemerintah daerah terpaksa mengencangkan
ikat pinggang, banyak kegiatan tahun 2016 yang meninggalkan sisa pembayaran untuk dibayarkan pada tahun 2017, bahkan ada yang tidak
bisa dibayar sama sekali,” kata mantan Asisten II Seprov Kaltim ini.
Pelaksanaan STQ
ini diakui Fathur Rahman memang dilaksanakan dengan sederhana, tanpa ada
pembukaan yang meriah, begitu pula dengan penutupan nanti. Waktu pelaksanaan
juga dikurangi menjadi tiga hari, karena memang STQ ini dilaksanakan dengan
moto, berangkat dari kesederhanaan.
“Khusus untuk
MTQ tingkat Kabupaten yang sedianya
dilaksanakan di kecamatan Pasir Belengkong , akan tetap kita gelar di akhir
tahun 2017 sambil menunggu alokasi anggaran di APBD Perubahan 2017. Pelaksanaan
MTQ di Pasir Belengkong nanti adalah
untuk menyeleksi peserta MTQ Provinsi Kalimantan Timur tahun 2018,” sebutnya.
Setda
mengatakan, Kabupaten Paser dari tahun ke tahun
selalu ikut aktif dalam pelaksanaan MTQ tingkat provinsi, bahkan tak
jarang Paser mewakili Kalimantan Timur
di ajang MTQ Nasional seperti beberapa tahun lalu di cabang lomba tilawah
dewasa dan tahfidz 30 juz.
“Namun
pencapaian ini dinilai masih jauh dari harapan, karena faktanya, Kabupaten
Paser sangat sulit menembus lima besar dari 10 kabupaten dan kota di Kalimantan
Timur. Prestasi terbaik kita peroleh waktu MTQ dilaksanakan di Paser tahun 2008
lalu, ketika itu kita sempat juara tiga. Setelah itu prestasi kita terus
merosot, dan kita langganan menempati posisi papan bawah,” kata Sekda.
Karena itu
kepada PLTQ, diharapkan Setda untuk bisa lebih serius lagi melakukan pembinaan.
“Pelajari apa yang dilakukan oleh daerah lain yang selalu mendapatkan juara,
kemudian adopsi dan terapkan di Kabupaten Paser. Saya jamin, anak-anak kita
peserta MTQ sebenarnya kualitasnya tidaklah kalah dengan daerah lain, jadi
tinggal bagaimana kita bisa melakukan pola pembinaan yang terbaik,” tegas
Setda. (har-)