TANA PASER- Ketua Umum Pengurus Daerah Perhimpunan Bawe Paser Rusnawati mengatakan, selama ini perempuan di
anggap lemah atau tidak bisa apa-apa dan dianggap cendrung hanya menunggu.
Berangkat dari pemikiran kata
Rusnawati, kami perempuan di Lembaga
Adat Paser mencoba bangkit dan berpikir
dan merumuskan. Bahwan perempunan –perepuan Paser memiliki potensi dan kompetensi yang kuat
manakala dia memiliki wada, dan manakala dia di perhatikan dengan hati.
“Perempuan itu gampang saja. Dia
kuat dan dia lemah, tergantung
bapak-bapak, dan ternyata selama ini perempuan Paser atau bawa Paser punya
peran dan harapan. Karena itu , bawe Paser siap melaksanakan semua program dan
tanggungjawab yang telah dirumuskan dan diputuskan dan disepakati Lembaga Adat Paser sebagai kifrah kami dalam membangun
perempuan Paser,” kata Rusnawati.
Dengan terbentuknya wadah Bawe
Paser ini tegas pejabat di Dinas
Pendidikan pada Bidang Kebudayaan ini, jika dia perempuan dan berada di Bumi Paser, maka perempuan-perempuan tersebut dan dari suku manapun, adalah bagian Bawe Paser.
“Kami hadir dan berangkat dari pemikiran-pemikiran Lembaga
Adat Paser , kita ada ditanah Paser, apa yang bisa kita buat untuk Tana Paser. Karena itu, semua perempuan di Kabupaten
Paser, apapun sukunya, dia adalah bagian Bawe Paser,” kata Rusnawati.
Terkait target pengurus Bawe Paser,
Rusnawati mengatakan, program pertama adalah terbentuknya pengurus DWP Bawe Paser di 10
kecamatan dan ini menurutnya tidak mudah dan gampang , karena akan menghadapi tantangan, baik menyangkut pertanyaan dan sebagainya dan
termasuk pinansial.
“Kami tidak pernah luntur semangat,
dan yakin tujuan kebaikan itu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Contoh hari
ini kita dibantu banyak pihak, dan ini barang tentu bagimana Pemkab Paser yakni pak Wakil Bupati memperhatikan bahwa
budaya Paser harus diangkat melalui lembaga-lembaga yang memahami
adat dan budaya Paser,” tandasnya. (har-/humas)