Berita:Pemkab Paser Mantapkan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

Siaran Pers

TANA PASER – Pemerintah kabupaten Paser kembali melakukan pertemuan dengan National Standard Finance (NSF) Indonesia terkait pemantapan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya terkait tawaran NSF Indonesia untuk mendatangkan investor dari luar dalam rangka usulan proyek kota mandiri dan menciptakan kawasan ekonomi industri di Kabupaten Paser.

Dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Paser H Karoding dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Kepala BAPPEDA I Gusti Putu Suantara dan para pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Paser, yang digelar di ruang rapat Sadurengas, Kantor Bupati Paser, Selasa (14/3),

Presiden Direktur National Standard Finance (NSF) Indonesia Tommy Soeprapto, mengatakan pertemuan kali ini bertujuan untuk memastikan persiapan Pemerintah Kabupaten Paser dalam menyusun  proyek yang akan dibiayai melalui KPBU sebelum di bawa ke tingkat Provinsi oleh pihak NSF Indonesia. Dalam usulan sebelumnya  ada dua proyek utama yaitu inti plasma sektor perikanan dan inti plasma sektor perkebunan sawit. 

“Dari dua proyek yang akan dibiayai melalui skema pembiayaan KPBU tersebut, tentunya akan merambat terhadap meningkatnya traffic transportasi, seperti bandara Paser, pelabuhan ponding, dan railway Penajam – Kalsel,” kata Tommy.

Ia menambahkan, jika anggaran untuk pembangunan bandara Paser dan pelabuhan Pondong menggunakan APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pembiayaannya. Oleh karena itu menurutnya, proyek pembangunan bandara Paser dan pelabuhan Pondong diusulkan dibiayai oleh pihak swasta menjadi skema pembiayaan melalui KPBU seperti halnya dengan proyek railway (jalur kereta api) Penajam-Kalsel.

Sementara itu, Karoding mengatakan kegiatan ini akan manjadi titik awal menuju kemajuan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Paser karena jika terealisasi akan sangat bermanfaat yang dalam hal ini sepenuhnya akan dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat.

“Untuk lokasi tata ruang rencana pembangunan kawasan industri rencananya berada di wilayah Kecamatan Tanjung Harapan, namun tidak menutup kemungkinan kedepannya akan melebar ke wilayah kecamatan yang lainnya mengingat jika hal ini terwujud proses pembangunan tidak hanya mengandalkan dari anggaran daerah tetapi juga bantuan para investor,” terang Karoding.

Untuk diketahui, proyek inti plasma sektor perikanan meliputi pembangunan pelabuhan perikanan, industri perikanan, dan pengadaan kapal penangkap ikan. Sedangkan proyek inti plasma sektor perkebunan sawit meliputi biaya Replanting Kebun Sawit seluas 200.000 hektare, pembangunan industri Crude Palm Oil (CPO), kernel, dan carbon black. Untuk melengkapinya proyek infrastruktur penunjang seperti penyediaan air bersih, listrik, pendidikan, perumahan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan stasiun pengisian bahan bakar minyak. (alf)

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 0.2048 detik dengan memori 0.94MB.