oleh Dina Fitrianty
Jab...Strike...Jab...Jab...Strike...Strike...
hampir satu jam latihan, bagi pemula seperti saya, jurus itu saja yang diulang-ulangi.
Banjir keringat. Posisi badan harus benar. Kuda-kuda harus mantap. Pandangan
fokus sasaran. Tangan setelah memukul harus diposisi menutupi pipi. Itulah
gerakan dasar olahraga Muaythai. Sedangkan tahapan gerakan lainnya dilakukan setelah berkali-kali
latihan.
Seni bela
diri Muaythai merupakan olahraga yang berasal dari Thailand. Jab, adalah salah satu teknik gerakan
memukul. Dalam
muaythai yang
diutamakan adalah gerakan tangan yang ditinjukan secara lurus dengan target
wajah atau area tubuh bagian depan sang lawan seperti halnya jab pada teknik
dasar tinju.
Teknik gerakan memukul ini pada
umumnya adalah kejutan dari gerakan strike. Strike, yaitu gerakan memukul, sewaktu
tangan sebelah kiri melakukan pancingan terhadap lawan menggunakan gerakan
hook, tangan yang lain harus sudah siap meluncur ke arah area tubuh depan lawan
secara lurus. Target dari pukulan ini adalah wajah dan strike sendiri juga
termasuk gerakan yang lebih berbobot bila dibandingkan dengan teknik jab.
Gerakan ayunan dari teknik strike lebih ke belakang sehingga tenaga yang
dihasilkan lebih besar. sedangkan dua teknik lainnya adalah hook dan uppercut.
Katanya nanti dipelajari kalau sudah ja dan strike sudah mantap.
Bersama beberapa orang lainnya saya berlatih
di sebuah ruangan di GOR Sadurengas, Tapis – Tana Paser. Ada yang berstatus
masih pelajar sampai “emak-emak”. Dengan fasilitas yang sebagian hampir usang,
setiap selasa, kamis dan sabtu kami pasang sarung tinju dan menggebuk. yang tentu
saja setiap orang dengan motivasi yang beda-beda. Ada yang untuk cari keringat
alias berolahraga, ada yang pengen kurusan dan ada pula yang memang untuk mengikuti pertandingan atau
kejuaraan. Kalau saya sih pengen terlihat sedikit garang dan modus. Modus, karena
kali ini misi saya adalah mengintip sang pelatih yang juga pernah atlet Karate,
Wushu dan sekarang Muaythay. Jika dilihat cabang olahraganya hampir sejenis.
Nur Hadijah (32 tahun). Ia sedang giat
berlatih untuk persiapan laganya di event One Pride Tv One pada awal Oktober
ini. Bersama sang suami, Fitriansyah (38 tahun) yang juga pelatihnya menyiapkan sebaik-baiknya untuk
event tersebut dan sedikit galak. Dijadwalkan
tim Tv One akan menjejakkan langkahnya ke Tana Paser secara ekslusif
melihat lebih dekat persiapan Hadijah.
Sepak terjang Hadijah bukanlah anak kemaren
sore. Sudah 15 tahun dia bergelut. Sejak tahun 2003 telah mengawali karirnya
sebagai atlet Karate kemudian tahun 2006 menjadi atlet Wushu yang biasanya
didominasi kaum adam. Sederet prestasi telah diraihnya, diantaranya tahun 2011
Kejurda Juara 3 Pra PON di Makasar, tahun 2015 Kejurda Juara 1 2017
Juara 1 Kejuaraan Tingkat Provinsi Kaltim. Ditahun yang sama mengikuti
even Ksatria Fight Muaythai di Tanggerang sabet Runner Up. Tahun 2018 ikut
Audisi One Pride TV One. Deretan prestasi ini tentu mengharumkan nama Kabupaten
Paser hingga tingkat nasional.
Sejak tahun 2015 wanita hitam manis berhijab
ini telah mengambil lisensi sebagai juri/wasit Provinsi Kaltim. Tahun 2016
telah memiliki sertifikasi sebagai wasit/juri Nasional. Pada Asean Games 2018
yang baru saja usai, Ia turut ambil bagian sebagai Wasit/Juri NTO (National
Technical Official).