TANA
PASER- Hari Kesaktian Pancasila, Minggu (1/10) diperingati Pemkab Paser dengan
inspektur upacara Bupati Paser H Yusriansyah Syarkawi di halaman
Kantor Bupati Paser, dan peringatan untuk mengenang peristiwa kelam perjalanan bangsa
Indonesia dimana telah terjadi suatu pengkhianatan terhadap Pancasila oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI), juga
diperingati jajaran Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia
(MAN-IC) Paser.
Yang berbeda, karena bertepatan dengan
Hari Batik Nasional, maka upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang
dipimpin Kepala MAN IC Paser Khoirul Anam, seluruh petugas dan peserta upacara mengenakan pakaian batik, baik batik nasional
maupun batik lokal/daerah.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah
Khoirul Anam menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada seluruh petugas dan peserta yang sudi meluangkan
waktunya untuk mengikuti upacara bendera memperingati sebuah peristiwa yang sangat
penting dan monumental bagi NKRI yakni Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
sekaligus memperingati Hari Batik Nasional.
Berkaitan tentang kesaktian Pancasila,
sembari membacakan Pidato Presiden RI,
Khoirul mengatakan, Pancasila
merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses yakni rumusan yang dilandasi oleh
jiwa besar para the founding fathers
kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh
Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang bisa mempersatukan
kita.
“Bahwa kodrat dan takdir bangsa
Indonesia adalah keberagaman, dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas
sampai Rote. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama dan kepercayaan serta
golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Bhineka Tunggal Ika kita,
Indonesia,” katanya.
Namun dalam dalam perjalanan bangsa dan
negara kita, kebhinekaan selalu mengalami tantangan dan ujian. Antara lain ada
pandangan dan tindakan yang tidak sesuai dengan Pancasila, dan adanya
penyalahgunaan media sosial dengan berita bohong dan ujaran kebencian yang tak
sesuai dengan bangsa ini. Oleh karena itu, peran aktif para ulama, ustadz,
pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, seniman, pelaku media,
TNI, POLRI, dan seluruh komponen masyarakat dalam memahami dan mengamalkan
Pancasila harus terus ditingkatkan.
“Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain
kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan
Pancasila. Kita harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan
persaudaraan. Kita harus kembali menjadi bangsa yang santun, berjiwa gotong
royong, dan toleran. Kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur,
dan bermartabat di mata internasional,”tandasnya .
Kaitannya dengan Hari Batik Nasional,
Khoirul berpesan jajaran MAN IC a selalu
menumbuhkan rasa cinta kepada NKRI. Salah satu caranya adalah mencintai
produk-produk anak bangsa sendiri, yakni gemar dan bangga memakai pakaian
batik. (har-)