TANA
PASER- Kedatangan Wakil Bupati (Wabup) Paser H Kaharuddin ke Desa Muara
Kuaro, Kecamatan Muara Komam dalam
rangka menghadiri pawai Ta’aruf sebagai rangkaian pelaksanaan MTQ tingkat desa di kecamatan yang berbatasan Kabupaten
Tabalong Kalsel, Kamis (24/10) dimanfaatkan Kades setempat untuk ngudoroso (curhat-red).
Yang menarik, curhat jajaran kades
kepada Wabup Kaharuddin, hampir semuanya terkait kondisi infrastruktur, yakni jalan dan
jembatan yang rusak sehingga dikeluhkan sangat menggangu aktifitas masyarakat desa.
Dalam dialog yang digelar di Kantor Desa Muara Kuaro yang
juga dihadiri Ketua Apdesi Paser Nasri, diantaranya Kades Suan Selutung Hasan
menyampaikan permintaannya agar akses
jalan penghubung dan termasuk jembatan ke
desa Suan Selutung ke ibu kota kecamatan di perhatikan Pemkab.
“Setiap Musrebang, jalan ini selalu
saya usulkan pak Wabup, tetap tidak pernah masuk. Saya sangat berharap ini
dapat menjadi perhatian serius karena jalan ini adalah akses satu-satunya
warga Suan Selutung ke Muara Komam,” katanya.
Begitupun Kades Lusan M Irham, juga
berharap ada perhatian, karena selama ini jika musim penghujan, aktifitas warga
menuju Muara Komam terhabat akibat banjir melebihi badan jalan.
Sedangkan Kades Uko Rahmadia berharap akses jembatan
gantung yang selama ini menjadi akses satu-satunya ke Muara Komam dapat
ditingkatkan. Begitupun Kades Perayon Barnia, juga berharap jembatan di desa
nya dapat segera dibangun karena selama Musrebang tidak pernah terealisasi.
Selain terkait jalan dan jembatan,
sejumlah kades di kecamatan yang
memiliki 12 desa dan 1 kelurahan ini, juga berharap Wabup menyampaikan kepada PLN agar jaringan
listrik bisak masuk, sehingga desa mereka dapat merasakan listrik 24 jam
seperti desa-desa lainnya yang sudah mendapat layanan dari PLN.
Terkait keluhan kades, Wabup Kaharuddin mengaku memahami apa yang dirasakan masyarakat desa. “ Insya Allah akan menjadi
perhatian,” katanya.
Menurut mantan ketua DPRD Paser dua
periode ini, persoalan infrastruktur selalu dihadapkan pada kerusakan jalan
yang tidak pernah selesai. Luasnya Kabupaten Paser dengan keterbatasan anggaran
yang dimiliki Pemerintah Daerah, tidak memungkinkan persoalan kerusakan jalan
bisa diatasi dalam waktu yang bersamaan.
“Selama ini Kabupaten Paser selalu
dihadapkan dengan persoalan pembangunan infrastruktur yang seolah tidak pernah
selesai. Masyarakat kita di pedesaan selama ini mengeluhkan jalanan yang tidak
bisa dilewati sama sekali,” kata Kaharuddin.
Karena itu lanjut Wabup, Pemkab Paser
tidak pernah tinggal diam dan terus berupaya meningkatkan infrastruktur jalan dan
jembatan secara bertahap dengan melakukan perbaikan kerusakan dengan
mengoptimalkan anggaran dari berbagai pihak, baik itu melalui alokasi anggaran
dari Pemprov Kaltim berupa bantuan keuangan (bankeu) maupun APBN.
“Dengan ditetapkannya sejumlah ruas jalan
sebelumnya merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi Kaltim.
Kemudian jalan itu berubah menjadi non status, penanganannya bisa dilakukan
bersama, baik itu bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi Kaltim, maupun dari
APBD Kabupaten Paser,” kata Kaharuddin. (har-/humas)