Berita:Desa Sangkuriman Dicanangkan Kampung KB Percontohan

Siaran Pers

TANA PASER- Upaya pembentukan Kampung Keluarga Berencana (KB)di seluruh Desa di  kecamatan se Kabupaten Paser  terus dilakukan jajaran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Paser.

Seperti Jumat (2/8), Sekda Paser Katsul Wijaya bersama Wakil Bupati Paser terpilih H Kaharuddin  mencanangkan  satu kampung KB lagi, yakni  di kawasan Desa Sangkuriman, Kecamatan Pasir Belengkong yang diberinama Kampung KB Percontohan Kembang Renteng.

 Sekda bersama Wakil Bupati terpilih meresmikan langsung pencanangan tersebut secara simbolis ditandai peninjauan pelayanan KB bersama Kepala Dinas PPKBP3A Siti Hadijah, mewakili Kepala BKKBN Provinsi Kaltim, Ketua Pengadilan Tanah Grogot dan Kepala Pengadilan Agama Tanah Grogot serta yang mewakili Dandim 0904 TNG.

Selain itu juga hadir  Asisten Kesra Bachtiar Efendi, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi I Dewa Made Sudarsana, jajaran Camat se- Kabupaten Paser serta Kabag Pemerintahan  Setda Paser dan tamu undangan lainnya.

Dengan diresmikannya Desa Sangkuriman sebagai  Kampung KB percontohan di desa yang berjarak 5 kilometer dari kota Tana Paser, saat ini Kabupaten Paser  memiliki 21  kampung KB yang tersebar  di beberapa kecamatan.

Sekda Paser Katsul Wijaya dalam sambutannya mengatakan, terbentuknya kampung KB percontohan Sangkuriman tidak terlepas dari peran serta Kepala Desa dan para kader kesehatan juga penyuluh lapangan KB, kelompok kerja teknis yang bertugas serta masyarakat yang ikut mendukung.

 "Sebagai desa percontohan tentunya harus siap menjadi pioner perubahan dan contoh pelaksanaan Kampung KB yang terintegrasi dengan seluruh sektor lainnya," ujarnya.

Karena itu, Katsul  yang mewakili Bupati  berharap Desa Sangkuriman  tidak hanya jadi percontohan Kampung KB, akan tetapi juga dengan sistem pemerintahannya dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“ Kampung KB tidak hanya fokus pada permasalahan ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakatnya agar berperan nyata dalam pembangunan, sehingga terjadi peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,” ujarnya.

Bagian lain, Sekda juga  menjinggung kasus stunting yang menurutnya  harus ditangani secara multi-sektor, melalui program perbaikan gizi ibu dan anak serta melaksanakan pendekatan yaitu perbaikan gizi sensitif  melalui ketersediaan air bersih, ketahanan pangan dan gizi, KB, jaminan kesehatan masyarakat dan pengentasan kemiskinan serta perbaikan gizi spesifik.

“Bagi para Kepala Puskesmas, Pusban  dan para petugas kesehatan serta unsur kecamatan dan aparat desa  agar mensosialisasikan stunting kepada masyarakat baik secara langsung maupun melaui spanduk agar masyarakat memahaminya,” ujar Sekda. (har-/humas) 

Bagikan ke :

Banner

shadow

Berita Terkait

Dimuat dalam 0.1748 detik dengan memori 0.94MB.